Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla Sebut Tiga Kebijakan yang Sebabkan Ekonomi Indonesia Terhambat

Kompas.com - 27/10/2016, 13:55 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, ada tiga kebijakan pokok yang dibuat pemerintah era sebelumnya yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berjalan lambat.

Pertama, ketika terjadi krisis ekonomi di tahun 1998, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menjamin keamanan dana yang dimiliki masyarakat di bank.

Hal itu menyebabkan pemerintah harus berhutang besar dari luar negeri.

"Ongkosya bisa menjadi Rp 600 triliun. Tapi kalau dihitung dengan uang yang sekarang, saya kira hampir Rp 3.000 triliun," kata Wapres Kalla saat membuka Tempo Economic Briefing di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Sayangnya, kebijakan untuk menyelamatkan kondisi perekonomian di dalam negeri itu justru diselewengkan oleh sejumlah oknum tidak bertanggung jawab.

"Akhirnya semua orang melakukan penggelembungan atau perampokan dari pada kebijakan yang dibuat," ujarnya.

Namun, Kalla tidak menjelaskan atau memberikan contoh mengenai kasus yang dimaksud.

Kedua, Kalla menilai, pemerintah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir terlalu banyak memberikan subsidi bahan bakar minyak. Hampir Rp 1.500 triliun dari anggaran APBN digunakan untuk mensubsidi BBM.

"Yang terbesar itu pada, minta maaf, kabinet sebelum ini (era SBY-Boediono). Waktu pada saat saya ada di kabinet (sebagai wapres), Alhamdullilah kita naik harga BBM tiga kali, kami keras,” kata dia.

Terakhir, inefisiensi birokrasi yang menyebabkan penggelembungan anggaran birokrasi. Hal tersebut tidak terlepas dari peralihan sistem pemerintah sentralistik ke otonomi daerah.

Ia menyebutkan, jika pada 2010 ongkos birokrasi baru sekitar Rp 70 triliun, saat ini ongkos birokrasi sudah mencapai Rp 720 triliun.

"Kita tidak mengelola dengan efisien birokrasi kita. (Sehingga ongkos birokrasi) tinggi sekali," ujarnya.

Kompas TV Jelang 2 Tahun Jokowi-JK, Pemberantasan Pungli Mencuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com