Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas UKM Perlu Ditingkatkan

Kompas.com - 27/10/2016, 22:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga mengatakan, produktivitas UKM perlu dijaga dan ditingkatkan.

Menurutnya, dengan meningkatkan produktivitas UKM, maka akan menghasilkan produk yang unggul dan berdaya saing di pasar global.

"Jangan sampai UKM tidak bisa memenuhi pesanan dari pasar luar. Maka, produktivitas harus terus ditingkatkan. Kualitas kemasan produk juga harus mendapat perhatian serius, karena itu salah satu syarat bisa masuk ke pasar global," ujar Menkop dalam keterangan resmi kepada Kompas.com, Kamis (27/10/2016).

Menurutnya, salah satu contoh adalah produk-produk makanan olahan dari Jepang yabg memiliki nilai tersendiri dengan kemasan yang unik.

"Produk makanan asal Jepang, makanannya biasa saja, tidak terlalu istimewa, tapi karena kemasannya luar biasa menjadikan produk makanan Jepang itu menjadi istimewa dan dapat diterima di pasar global," ungkapnya.

Peningkatan Produktivitas Menteri asal Bali tersebut menerangkan, ada beberapa cara pelaku UKM dalam meningkatkan produktivitas, salah satunya adalah memanfaatkan pemasaran digital.

"Dengan pemasaran online system, dunia itu semakin mengecil. Semua orang di dunia bisa melihat produk UKM Indonesia," jelasnya.

Selanjutnya mengoptimalkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dan kampung digital.

"Kampung UKM Digital penting bagi upaya memperluas jaringan pemasaran produk UKM. Kampung UKM Digital agar bisa terus ditingkatkan di seluruh Indonesia, dan ekonomi kerakyatan pun akan menggeliat," papar Menkop.

Sementara itu, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan untuk membentuk 1.000 Kampung UKM Digital di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun pembentukan kampung digital tersebut melibatkan kerja sama kementerian dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).

Sedangkan, sasaran kampung digital merupakan para pelaku usaha dari kalangan ekonomi kecil dan menengah.

Berdasarkan data Kemenkop untuk Provinsi Jawa Barat sudah diresmikan empat Kampung UKM Digital, yakni Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Subang.

Kompas TV Baru 10% UKM yang Manfaatkan Teknologi Digital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com