Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Energi: Pengelolaan Bisnis Panas Bumi Butuh SDM Berpengalaman

Kompas.com - 28/10/2016, 09:40 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mendukung pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) fokus ke transmisi tenaga listrik.

Menurutnya, masuknya PLN ke bisnis panas bumi sebenarnya biasa karena PLN adalah BUMN yang bergerak dibidang energi.

"Tapi jauh hari, Pertamina sudah mengembangkan SDM untuk bisnis ini (panas bumi). Mereka sudah menyekolahkan SDM-nya ke New Zealand," kata Yusri saat dihubungi wartawan Kamis (27/10/2016) malam.

Menurut catatan Yusri, Dinas Geothermal Pertamina pertama dibentuk 1974 dan pertama mengirim orang ke New Zealand Tahun 1979.  Karena itu Yusri melihat, untuk soal panas bumi, Pertamina lebih ahli.

Perusahaan itu sudah terbukti menangani proyek-proyek panas bumi seperti Gunung Rajabasa, Dieng, dan Lahendong. "Soal bisnis panas bumi jangan diutak-atik serahkan saja ke pertamina yang sudah pengalaman," ucapnya.

Selain itu, Yusri juga mendukung pernyataan Jonan agar PLN fokus ke soal target transmisi 35.000 watt yang diberikan pemerintah.

"Dalam kondisi sekarang ini, saya ragu PLN bisa fokus mengembangkan energi panas bumi," imbuhnya.

Seperti diketahui, Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta PLN fokus terlebih dahulu membangun transmisi tenaga listrik dibanding mengurusi persoalan panas bumi.

Kritikan tersebut disampaikan Jonan terkait keinginan manajemen PLN masuk ke bisnis panas bumi. Menurut Jonan, masuknya PLN ke bisnis panas bumi sebenarnya bisa dimaklumi.

Ini terkait untuk mencapai kondisi kelistrikan yang lebih efisien. Hanya saja Jonan khawatir PLN jadi tidak fokus.

"Ini (transmisi) harus jadi dulu. Jika PLN bisa bangun trasmisi segera laksanakan. Kalau tidak bisa gandeng swasta. Saya minta, hal prioritas seperti ini sebisa mungkin jangan gunakan dana APBN," tegas dia.

Kompas TV Jokowi Targetkan 2019 Papua Bisa Nikmati Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com