Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Monitor Kenaikan Suku Bunga The Fed dan Perlambatan Ekonomi China

Kompas.com - 31/10/2016, 14:48 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mewaspadai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed. Sebab bisa saja The Fed melakukan kejutan dengan menaikkan suku bunga di November, bukan di Desember seperti estimasi banyak pelaku pasar.

"Pelaku pasar memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga di Desember. Artinya akan ada penguatan dollar. BI sudah siapkan antisipasinya," kata Deputi Gubernur BI Hendar di Tanjung Benoa, Bali, Senin (31/10/2016).

Menurut Hendar, dampak kenaikan suku bunga The Fed juga akan dialami oleh negara-negara di ASEAN.

"Yang penting kalau rupiah naik atau turun akibat dollar, maka paling cepat kami lakukan langkah ke mata uang. Dan ini bukan yang pertama kali kami lakukan. Tapi kami waspada," lanjut Hendar.

BI mengatakan, langkah yang dilakukan misal bagaimana mengelola utang luar negeri. BI sudah menganjurkan penggunaan hedging untuk mengatasi penguatan dollar AS.

Sekadar informasi, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari posisi sekarang di 0,20 persen di Desember. Diperkirakan pertemuan The Fed di November belum akan menaikkan suku bunga The Fed karena berdekatan dengan masa pemilihan presiden di AS.

Namun, jika Fed menaikkan suku bunga di 8 November, hal ini akan jadi penanda jika Fed sudah yakin akan pertumbuhan perekonomian AS. Dari data payroll di Oktober ada kenaikan 130.000 tenaga kerja AS di luar sektor pertanian, pemerintahan.

Di September, data ekspor impor AS mengalami defisit 39,5 miliar dollar AS yang merupakan defisit terendah dalam 2,5 tahun.

Bagaimana dengan China? Menurut Hendar, BI juga mewaspadai perlambatan perekonomian China. Dampak perlambatan China akan terasa bagi semua pihak, tidak hanya Indonesia.

Menurut dia, dengan perlambatan ekonomi China maka demand komoditas ke China akan melambat. Sehingga akan ada dampak nilai tukar atau perdagangan dalam waktu dekat. Untuk itu, BI menyarankan agar semua pihak mencari prospek pertumbuhan dari dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com