Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut BEI: Standard & Poor's Harus Kasih Indonesia Peringkat "Investment Grade"

Kompas.com - 03/11/2016, 19:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menyatakan, sebenarnya tidak ada alasan bagi lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) untuk menolak Indonesia masuk dalam investment grade.

“Tata kelola manajemen fiskal kita sudah baik. Tren menurun dari defisit anggaran sudah kelihatan. Cadangan devisa sudah mencapai 115-120 miliar dollar AS. Suku bunga acuan sudah turun. Investasi naik. Sebenarnya sudah tidak ada alasan lagi S&P tidak menaikkan peringkat Indonesia,” kata Tito di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Tito berharap tahun depan peringkat investasi Indonesia bisa naik menjadi BBB+ (investment grade). Sebab, semua perbaikan ekonomi yang fundamental sudah dilakukan oleh pemerintah.

“Tinggal pendekatan-pendekatan (ke S&P),” kata dia. Menurut Tito, dengan diperolehnya peringkat investment grade, maka bursa akan kembali bergairah.

Kelebihan yang dimiliki bursa Indonesia akan makin kuat menarik investor bila dibarengi dengan peringkat investment grade.

“Return kita masih terbesar di dunia. Perusahaan kita unik-unik,” ucap Tito. Ia mencontohkan, emiten yang terdaftar di bursa Indonesia sangat beragam.

Ada emiten produsen mie dengan sales hingga 2 juta bungkus mie per hari. Selain itu ada juga emiten perusahaan tekstil yang mensuplai bahan seragam tentara di 35 negara.

Bursa Indonesia juga memiliki emiten yang memproduksi satu juta mobil dan lima juta motor per tahun.

Ada pula perusahaan konsumer dengan return 45 persen per tahun selama 10 tahun. “Ini banyak perusahaan unik di Indonesia. Jadi menaikkan menjadi investment grade itu yang sangat critical saat ini,” kata Tito.

“Karena sentimen positif sudah semua dibangun, (yaitu) menurunnya tingkat bunga, menaikkan pendapatan pajak, perbaikan tata kelola manajemen fiskal. Sekarang hasil dari itu yang kita harapkan yakni naiknya kita ke investment grade,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com