Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSBC : Transformasi Menjadi Bank Lokal Tak Mudah

Kompas.com - 10/11/2016, 15:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pihak HSBC Indonesia menyatakan tengah melakukan transisi untuk perubahan status dari bank asing menjadi bank lokal. Ditargetkan pada 17 April 2017 mendatang, HSBC akan berubah menjadi PT HSBC Indonesia.

Managing Director, Head of Global Markets HSBC Ali Setiawan mengakui, transisi tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Pasalnya, di Indonesia, HSBC adalah bank asing pertama yang berubah statusnya menjadi bank lokal.

Ali mengungkapkan, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi tantangan HSBC dalam transisi dan transformasinya dari bank asing menjadi bank lokal.

Pertama, ada tantangan berupa undang-undang perbankan yang belum diubah. “Kedua, juga banyak treatment dari regulasi, yang pasti membuat rasio-rasio kami, rating kami juga berubah,” kata Ali di Kantor Bank Indonesia (BI), Kamis (10/11/2016).

Tantangan lainnya adalah biaya yang besar untuk transformasi tersebut. Ali menjelaskan, biaya yang harus dikeluarkan HSBC untuk dapat berubah status menjadi bank lokal sangatlah mahal.

“Karena berdasarkan regulasi di Indonesia, kami tidak bisa mengubah arrangement merger, tapi harus mengubah dengan cara asset and liability transfer,” ungkap Ali.

Adapun tantangan terakhir adalah dari sisi perpajakan yang dianggap belum jelas. Ali mengungkapkan, belum ada regulasi perpajakan yang bisa mengayomi perubahan institusi asing menjadi perseroan terbatas (PT). Aturan yang ada hanyalah mengenai PT dan pajak merger.

“Sehingga, ini merupakan exercise yang menantang bagi kita. Saat ini terus terang tim saya di HSBC itu kerjaaannya bukan mencari laba, tapi khusus internal restructuring,” ungkap Ali.

Ali mengungkapkan, salah satu hal yang dilakukan HSBC untuk berubah status menjadi PT adalah dengan memindahkan sistem teknologi informasi yang ada menjadi sistem onshore.

Menurut Ali, HSBC akan melakukan onshoring 150 sistem TI dari total 300 sistem TI yang dimiliki.

“Intinya komitmen kami sudah ditetapkan bahwa kami ingin terus berkontribusi di negara ini. Kami sudah 132 tahun di Indonesia. Kami berencana ingin tetap tumbuh karena Indonesia di mata kami tetap menjadi salah satu prime country untuk investasi,” tutur Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com