Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Trump Effect", Pelemahan IHSG Diprediksi Tak Berlangsung Lama

Kompas.com - 11/11/2016, 10:58 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru memberikan sentimen negatif ke pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS.

Pelaku pasar banyak yang memilih untuk memegang dollar AS, merespon kemenangan Donald Trump yang akan menjalankan proteksionisme guna melindungi perekonomian AS. Hal ini menyebabkan bursa-bursa di kawasan Asia Pasifik bergerak ke zona merah.

Head of Research PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menuturkan, secara tidak langsung "Trump effect" berdampak ke menguatnya dollar AS yang berimbas ke lantai bursa.

Namun, menurut Edbert, koreksi yang tengah terjadi pada IHSG dan rupiah akibat dari "Trump effect" ini tidak akan berlangsung lama.

"Untuk IHSG kalau dari kami belum melihat ada sentimen negatif yang berpengaruh secara kuat selain penurunan rupiah yang signifikan. Namun dari kami melihat ini tidak berpotensi lanjut terus turun dan dapat segera berbalik arah," ucap Edbert kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2016).

Terpantau, pada pukul 09.10WIB, IHSG melemah sebesar 2,9 persen atau 158,4 poin ke posisi 5.291,87. Sebanyak 22 saham diperdagangkan menguat, 183 saham melemah dan 67 saham stagnan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga turun tajam. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot sempat berada di Rp 13.868 per dollar AS, sebelum menguat ke kisaran Rp 13.400 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com