Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warren Buffett Minta Publik Hargai Hasil Pilpres AS

Kompas.com - 12/11/2016, 16:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Investor kawakan Warren Buffett meminta semua pihak menghargai hasil pemilihan presiden (pilres) Amerika Serikat.

Menurut salah satu orang terkaya di dunia tersebut, dirinya menghargai siapapun yang menjadi Presiden AS.

“Saya mendukung siapapun presiden AS. Sangat penting bahwa warga AS bersatu di belakang presiden,” kata Buffett dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari CNN Money, Sabtu (12/11/2016).

Menurut Buffett, ini bukan berarti warga AS tidak bisa melontarkan kritik atas presiden AS atau tidak bisa tidak setuju dengan apa yang dilakukan sang presiden. Buffett mengungkapkan, AS haruslah bersatu.

“Ia (presiden AS) membutuhkan rasa hormat dari semua orang,” jelas Buffett.

Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan Buffett pada rapat pemegang saham Berkshire Hathaway sebelum annual meeting di Omaha, Nebraska, pada bulan April 2016 lalu.

Kala itu, seorang investor bertanya apakah Buffett merasa cemas tentang kinerja bisnisnya di bawah kepemimpinan presiden terpilih Donald Trump. Menjawab pertanyaan itu, Buffett menyatakan hal itu bukan masalah utama. Sontak tawa para investor dan hadirin pun pecah.

Namun, kali ini Buffett melontarkan komentar yang lebih lunak, meskipun ia masih berpikir bahwa Hillary Clinton dari Partai Demokrat adalah kandidat yang lebih baik.

“Anda harus memilih di antara dua orang dan saya memilih Hillary. Temperamen dia adalah alasan nomor satu saya memilih dan mendukung dia. Saya belum berbicara dengan dia sejak pemilu,” ungkap Trump.

Buffett mengaku mengerti mengapa Trump menang pilpres. Banyak warga AS merasa kesal dengan jurang perbedaan kekayaan yang ada di Negeri paman Sam tersebut, namun Buffett sendiri merasa skeptis terkait beberapa klaim Trump bahwa ia bisa dengan cepat membuat ekonomi tumbuh.

“Tidak ada seorang pun yang bisa menumbuhkan ekonomi 4 persen. Penghitungan matematikanya terlalu luar biasa,” ungkap Buffett, mengacu pada janji kampanye Trump. Akan tetapi, Buffett berpikir pertumbuhan ekonomi 2 persen secara tahunan akan menggiring pada pertumbuhan upah dan perolehan di pasar saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com