Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Berpeluang Kembali ke 20 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 14/11/2016, 07:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Harga minyak dunia telah membaik sejak delapan bulan terakhir. Terhitung harga minyak mencapai 20 dollar AS pada Januari 2016, tetapi kemudian mengalami reli kenaikan hingga di kisaran 50 dollar AS per barrel pada Oktober.

Namun, fundamental ekonomi yang mengalami guncangan dalam beberapa minggu terakhir kurang meyakinkan harga minyak untuk tetap kokoh di harga tersebut. Alih-alih menguat menuju 60 dollar AS per barrel, harga minyak malah melorot ke kisaran 40 dollar AS per barrel.

Panos Mourdoukoutas, kontributor Forbes, dalam tulisannya menyebutkan bahwa harga fundamental ekonomi masih akan berguncang hingga beberapa saat ke depan. Akibatnya, harga minyak bisa saja turun menuju harga di Januari.

Menurut dia, ada sejumlah sebab tambahan yang membuat harga minyak akan terus melorot. Pertama, memudarnya kesepakatan pembatasan produksi minyak oleh sejumlah negara OPEC.

Faktanya, sejumlah negara OPEC, seperti Iran, Libya, Irak, dan Nigeria, malah menaikkan produksi minyaknya, bukan menurunkan, sejak pertemuan OPEC di Aljazair, menurut laporan industri terkini.

Sebab kedua, yakni hadirnya Amerika Serikat (AS) sebagai swing producer minyak yang baru, menggantikan posisi Arab Saudi, di pasar minyak mentah dunia.

AS bersiap mengisi setiap kekosongan suplai minyak, dan menjadi penentu harga minyak. Caranya, dengan mengaktifkan semua rig minyak. 

Pada Juli, harga minyak hampir menyentuh level 50 dollar AS per barrel. Rig minyak aktif selama empat pekan menurut perusahaan layanan minyak di AS, Baker Hughes. Tren ini naik antara September dan Oktober, saat harga minyak masih di 50 dollar AS per barrel.

Secara keseluruhan, 165 rig minyak kembali beroperasi sejak akhir Januari 2016, yang membantu menaikkan hasil produksi minyak AS dan memangkas impor minyak asing dalam beberapa minggu terakhir.

Peran baru AS tersebut diperkirakan akan semakin menguat di bawah pemerintahan baru yang diperkirakan akan mempermudah regulasi penambangan migas (fracking regulations).

Sebab ketiga, yang menambah buruk dampak ke harga minyak yakni permintaan minyak dunia masih akan melambat. Sebab, pertumbuhan ekonomi dunia masih melambat di bawah bayang-bayang meningkatnya utang negara-negara.

Mourdoukoutas mengatakan, akumulasi utang dunia terjadi sejak 2008-2009 saat krisis finansial (Great Recession), yang merupakan utang tertinggi yang diakumulasi sebelum krisis dengan bantuan Federal Reserve dan bank sentral lainnya.

Sebab keempat, masih karena AS, yakni suku bunga jangka panjang AS naik signifikan, mencapai 2,13 persen untuk yield treasury note. Dan suku bunga jangka pendek diperkirakan akan mengikuti kenaikan tersebut, seiring ekspektasi kenaikan suku bunga di Desember oleh Federal Reserve, atau The Fed.

Akibatnya, sejumlah produk finansial berbasis minyak turun drastis. Seperti dikutip dari Yahoo Finance, produk iPath S&P GSCI Crude Oil untuk harga satu bulan turun 15,26 persen.

Sementara untuk Energy Select SPDR Fund turun 1,61 persen dan Market Vector Oil Services turun 3,27 persen.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Bergejolak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com