Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak BPR Ditutup karena 'Fraud', OJK Akui Kurang Pengawasan

Kompas.com - 14/11/2016, 12:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui kurangnya jangkauan pengawasan sehingga banyak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ditutup.

BPR yang ditutup itu adalah yang melakukan kejahatan perbankan (fraud) lantaran merasa tidak diawasi oleh OJK.

"BPR ini tersebar dan kadang di lokasi yang jauh dari jangkauan OJK," kata anggota Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Bisa dibilang, kata Nelson, intensitas pengawasan terhadap BPR jauh lebih rendah dibandingkan bank umum.

Sebab, bank umum ukurannya lebih besar. Jadi intensitas OJK mengawasi lebih tinggi. Sementara BPR berukuran kecil. OJK melakukan pemeriksaan sekali setahun, tetapi dalam pengawasan tidak seintensif bank umum.

"Sehingga kemungkinan fraud di BPR itu lebih tinggi," imbuh Nelson.

Selain lokasinya yang tersebar, jumlah BPR juga lebih dari 10 kali lipat bank umum. Nelson menyebutkan, hingga saat ini jumlah BPR termasuk yang syariah ada sekitar 1.800 unit.

Sedangkan jumlah bank umum hanya 118 unit. Nelson menambahkan, kedepan perlu ditingkatkan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai tindak pidana perbankan.

"Peranan dari pengawas juga penting. Semakin OJK bisa meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan, tentunya semakin pelau fraud itu lebih bisa mengendalikan diri, lebih takut kalau-kalau pengawas menemukan temuan," ucap Nelson.

Mengutip website Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ada 14 BPR yang dilikuidasi dari 2014 hingga 2016, antara lain PT BPR Kudamas Sentosa, PT BPRS Al Hidayah, PT BPR Dana Niaga Mandiri, PT BPR Mitra Bunda Mandiri, PT BPRAgra Arthaka Mulya, dan PT BPR Citra Makmur Lestari.

Selain itu ada juga PT BPR Carano Nagari, PT BPRS Hidayah Jakarta, PT BPR Koperasi Jawa Barat, PT BPR Bungo Mandiri, PT BPR Arthasraya Sejahtera, PT BPR Tugu Kencana, PT BPR Lumasindo Perkasa Putra, dan PT BPR Vox Modern Danamitra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com