Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Trump Berpotensi Bikin Cadangan Devisa RI Terkuras

Kompas.com - 15/11/2016, 08:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Kompas TV Pergerakan Pasar Saham Usai Trump Menang

JAKARTA, KOMPAS.com - Langkah Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar keuangan agar nilai tukar rupiah tak terdepresiasi terlalu dalam patut diacungi jempol.

Namun demikian, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee juga mewanti-wanti perlu diperhatikan cadangan devisa RI.

"Rupiah kemarin (Jumat) hampir 13.800 kemudian diintervensi. Senin pagi sudah 13.500. Memang ini akan menyedot banyak cadangan devisa," kata Hans kepada Kompas.com, Selasa (15/11/2016).

"Tetapi Otoritas harus berupaya kalau pelemahan nilai tukar itu berjalan pelan-pelan dan tidak menimbulkan kepanikan di pasar." 

Meski banyak dikucurkan untuk intervensi, Hans melihat cadangan devisa RI masih cukup kuat, untuk membiayai lima bulan impor.

Apalagi, dia menambahkan, pelemahan rupiah ini bukan disebabkan fundamental ekonomi Indonesia yang lemah, melainkan dollar AS yang menguat.

(Baca: Intervensi Rupiah dengan Cadangan Devisa bagai "Menggarami Lautan")

Efek Trump

Menurut Hans setidaknya ada lima faktor yang mendorong penguatan dollar AS. Pertama, Donald Trump yang diperkirakan akan lebih memperhatikan infrastruktur dalam negeri.

"Belanja dia akan naik. Ini menyebabkan growth AS diyakini naik jadi 3 persen-4 persen. Ekspektasi ini mendorong penguatan dollar AS," kata Hans.

Kedua, rencana kebijakan Trump yang akan memperkuat ekonomi dari domestik berpotensi mendorong inflasi. Apalagi, Trump berencana untuk menaikkan upah.

"Sehingga ini mungkin mendorong Fed rate naik lebih agresif. Tetapi ini tidak bagus untuk emerging market," imbuh Hans.

Ketiga, Trump juga berencana untuk memotong pajak badan sehingga mengundang banyak investasi masuk ke AS. Hal ini diperkirakan dapat memicu capital outflows dari negara-negara emerging market.

Keempat, kebijakan perdagangan yang akan diambil Trump, seperti renegosiasi perdagangan dengan Meksiko dan China berpotensi memicu perang dagang.

"Tentu ini tidak bagus buat emerging market, karena potensi risiko global meningkat," ucap Hans.

Kelima, kebijakan ekonomi Trump dianggap berisiko sehingga orang-orang menjadi lebih berhati-hati melakukan investasi utamanya di surat berharga yang berisiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com