Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Estimasi OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Terkerek Naik 6 Persen

Kompas.com - 16/11/2016, 07:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia kembali menguat sekitar enam persen pada perdagangan Selasa waktu New York, Amerika Serikat (AS), atau Rabu (16/11/2016) waktu Indonesia. 

Kenaikan harga minyak didorong ekspektasi bahwa OPEC akan mencapai kesepakatan untuk memotong produksi akhir bulan ini.

Harga acuan Minyak Brent ditutup naik 5,6 persen ke level 43,57 dollar AS per barel. Sementara harga acuan West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 5,8 persen ke level 45,81 dollar AS per barel.

"Jelas pasar sekarang melihat peningkatan kemungkinan pemotongan produksi OPEC," kata salah seorang analis Commerzbank, dikutip dari CNBC, Rabu.

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih rencananya akan bertemu dengan sejumlah negara produsen minyak, di sela-sela forum energi di Qatar, Dohaz pekan ini.

Al-Falih sebelumnya mengatakan, sangat penting bagi OPEC mencapai konsensus untuk membatasi produksi.

OPEC, sebagaimana diketahui merupakan kumpulan dari beragam kepentingan politik dan ekonomi, sebagian diantaranya ingin mengerek produksi.

"Laporan dari dorong diplomatik oleh OPEC untuk mencapai kesepakatan ini mendukung pasar," kata analis minyak dari PCM Oil Associates, Tamas Varga.

Analis teknikal dari Philips Future, Jonathan Chan yang berbasis di Singapura mengatakan, pasar minyak mengalami koreksi ke atas setelah sebulan penurunan.

Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dikabarkan akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo di Caracas untuk membahas perjanjian potensi membatasi produksi minyak global.

Kompas TV Negara OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com