Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Capai Level Penguatan Tertinggi dalam 13 Tahun

Kompas.com - 17/11/2016, 16:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com – Nilai tukar dollar AS mencapai level tertinggi dalam 13 tahun pada Rabu (16/11/2016) waktu setempat. Penguatan ini didorong oleh harapan investor bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan  menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) lebih cepat di bawah kepeminpinan presiden terpilih AS Donald Trump.

Indeks ICE Dollar mencapai 100,57 pada Rabu. Indeks ICE tersebut melacak nilai dollar AS terhadap berbagai mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia.

Sebelum pemilihan presiden, The Fed sudah memberikan sinyal kenaikan FFR pada pertemuan FOMC berikutnya di bulan Desember 2016. Suku bunga yang lebih tinggi dan belanja pemerintah yang lebih besar adalah kombinasi yang bagus untuk nilai tukar dollar AS.

“Ini adalah bauran kebijakan terbaik untik nilai tukar,” kata Marc Chandler, global head of currency strategy di Brown Brothers Harriman.

Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk menggelontorkan banyak anggaran untuk membangun infrastruktur di AS, seperti jalan raya maupun jembatan.

Ini bisa meningkatkan harga, upah, dan serapan tenaga kerja. Peningkatan tersebut pun secara keseluruhan bisa menggenjot perekonomian Negeri Paman Sam, yang sudah terpeleset selama beberapa tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik akan membuat nilai tukar dollar AS pun lebih baik. Akan tetapi, penguatan dollar AS tidak sepenuhnya baik untuk semua warga AS. Faktanya, apresiasi dollar AS memukul para pekerja di sektor manufaktur yang dijanjikan Trump untuk dibantu.

Ketika dollar AS menguat, maka barang-barang produksi AS menjadi lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli asing. Dengan demikian, jika produsen di AS mengirimkan barang, maka ongkos berbisnisnya akan naik juga apabila dollar AS mengalami penguatan.

Hal semacam ini terjadi pada tahun 2015. Kala itu, dollar AS menguat tajam sejalan dengan harapan bahwa The Fed akan menaikkan FFR, kemudian perdagangan AS merosot dan sektor manufaktur AS mengalami resesi selama lima bulan.

Adapun faktor penting lain bagi dollar As adalah minyak. Ketika harga minyak jatuh, maka nilai tukar dollar AS menguat dan sebaliknya.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak cenderung menurun dan ini membantu menguatkan dollar AS.

Secara keseluruhan, dollar AS diekspektasikan menguat dalam setahun hingga dua tahun ke depan. Pasalnya, The Fed akan menaikkan FFR ketika negara-negara lain seperti Inggris, Jepang, dan Uni Eropa menurunkan suku bunga yang akhirnya melemahkan mata uang mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com