Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguatan Indeks Dollar Juga Menekan Harga Emas

Kompas.com - 18/11/2016, 08:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Harga emas ditutup pada level terendah lima bulan pada perdagangan Kamis (17/11/2016), terbebani oleh penguatan indeks dollar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga di awal Desember.

Emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,6 persen pada 1.216,90 dollar AS per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, dan merupakan penutupan terendah sejak 2 Juni.

Logam mulia sempat diperdagangkan di level setinggi 1.229,30 dollar AS per ounce pada perdagangan pagi.

Indeks dollar WSJ baru-baru ini naik 0,6 persen di 91,13, sembilan kalinya berturut-turut. Dollar yang lebih kuat cenderung menekan permintaan emas.

Sebab logam mulia dihargai dalam mata uang AS dan menjadi lebih mahal bagi investor asing ketika indeks menguat.

Sinyal JanetYellen segera mengerek suku bunga acuan terlihat dari pernyataannya kemarin. Sebagian pasar berharap bank sentral menaikkan suku bunga pada pertemuan Desember. Emas harus bersaing dengan aset lain seperti Treasurys ketika bunga meningkat.

"Tidak ada banyak keyakinan yang kuat di emas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, dikutip dari Wallstree Journal, Jumat.

"Harga emas terjebak di sini sekarang," kata dia lagi. Logam mulia mulai banyak dilepas menyusul pemilihan presiden AS, karena investor menjadi optimis tentang pertumbuhan ekonomi di bawah Donald Trump.

Beberapa analis mencatat bahwa kenaikan tarif Desember mungkin sudah diskon dari harga emas saat ini, sehingga membatasi kerugian lebih lanjut.

Kompas TV Harga Emas di Atas Rp 600.000 per Gram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com