Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Nasib Rupiah dan IHSG Pasca-kegaduhan Politik

Kompas.com - 21/11/2016, 05:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan Presiden AS beberapa waktu yang lalu membuat pasar keuangan negara-negara berkembang termasuk Indonesia langsung terdepresiasi cukup tajam.

Nilai tukar rupiah terjerembab hingga menembus kisaran Rp 13.000 per dollar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut terjun.

Bahana Securities menyatakan, catatan fundamental ekonomi Indonesia yang baik ternyata tidak berdaya melawan kemenangan Donald Trump. Selain itu, ada pula kegaduhan politik yang terjadi di dalam negeri.

“Kita belum tahu pasti seperti apa kebijakan yang akan diambil AS karena kabinet Presiden terpilih pun belum ketahuan, tetapi pasar sudah lari duluan. Sementara itu, aksi demo yang terjadi pada bulan ini menambah risiko politik di dalam negeri yang membuat investor tidak nyaman untuk berinvestasi,” kata Kepala Riset Kebijakan Strategis Bahana Securities Harry Su dalam pernyataan resmi, Senin (21/11/2016).

Menurut data Bahana Securities, sekira Rp 10 triliun dana sudah keluar dari pasar obligasi dan Rp 8 triliun dari pasar saham hanya dalam dua hari. Ini menyebabkan rupiah terdepresiasi cukup dalam meski Bank Indonesia (BI) sudah melakukan stabilisasi pasar.

Hasil riset Bahana Securities memperlihatkan, setiap 1 persen rupiah terdepresiasi, maka pertumbuhan pasar saham akan tergerus 0,9 persen, hampir seimbang dampaknya. Tak heran saat rupiah melemah, indeks saham juga ikut melorot.

Bahana Securities pun merevisi ke bawah perkiraan level nilai tukar sampai akhir tahun ini dari kisaran Rp 12.800 per dollar AS karena melihat keberhasilan program tax amnesty, akhirnya ditinjau kembali ke level Rp 13.200 per dollar AS setelah hasil Pilpres AS diumumkan.

Adapun pada tahun 2017, rupiah diperkirakan hanya akan berada di kisaran Rp 12.800 per dollar AS, dari prediksi sebelumnya Rp 12.500 per dollar AS.

"Pemerintah masih harus tetap waspada karena volatilitas masih akan membayangi pasar keuangan Indonesia karena pasar masih menanti susunan kabinet presiden terpilih dan bagaimana kinerja Trump selama 100 hari pertama. Kalau bisa jangan lagi ditambah dengan persoalan di dalam negeri, Indonesia perlu segera membenahi diri terutama dengan persoalan politik,” tutur Harry.

Dengan melemahnya nilai tukar, perkiraan indeks pun tidak luput dari koreksi ke bawah. Kegaduhan politik di dalam negeri membuat Bahana merevisi ke bawah prediksi IHSG dari sebelumnya pada kisaran 5.600 menjadi hanya pada kisaran 5.200.

Sementara itu, untuk tahun 2017, Bahana memprediksi IHSG bakal bertengger pada kisaran level 5.900 sejalan dengan kinerja pemerintahan Trump. Sebelumnya, Bahana memprediksi IHSG menembus level 6.600 pada tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com