Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Asuransi Kemaritiman Masih Rendah

Kompas.com - 22/11/2016, 15:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan perkembangan kinerja asuransi kemaritiman belum signifikan.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan premi beberapa lini asuransi yang terkait sektor kemaritiman yang terbilang stagnan.

Kepala Bidang Komunikasi dan Statistik AAUI Dadang Sukresna menjelaskan, beberapa lini bisnis asuransi yang berkaitan dengan asuransi kemaritiman antara lain pengangkutan laut, rangka kapal, dan pengangkatan bangkai kapal.

Dadang mengungkapkan, pada dasarnya baik asosiasi maupun industri asuransi umum sudah melakukan banyak upaya agar produk dan layanan asuransi kemaritiman bisa tumbuh dan berkembang.

Akan tetapi, hingga saat ini pertumbuhannya belum menggembirakan. "Sebenarnya upaya sudah banyak tetapi implementasinya belum baik," kata Dadang dalam konferensi pers di Kantor AAUI, Selasa (22/11/2016).

Menurut Dadang, hingga kuartal III 2016, market share alias pangsa pasar lini bisnis asuransi pengangkutan laut maupun rangka kapal masih rendah.

Data AAUI menunjukkan, pertumbuhan premi lini usaha pengangkutan laut pada kuartal III 2016 turun 4,9 persen menjadi Rp 2,202 triliun dibandingkan Rp 2,315 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun premi lini usaha rangka kapal tumbuh 5,8 persen menjadi Rp 1,244 triliun pada kuartal III 2016 dari Rp 1,177 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, klaim lini usaha pengangkutan laut turun 32,2 persen menjadi Rp 808 miliar pada kuartal III 2016 dibandingkan Rp 1,191 triliun pada kuartal III 2015.

Klaim lini usaha rangka kapal turun 30,1 persen menjadi Rp 714 miliar pada kuartal III 2016 dibandingkan Rp 1,022 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dadang menyebut, belum adanya kewajiban asuransi terhadap setiap kapal menjadi satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan asuransi kemaritiman stagnan. "Kalau tidak ada kewajiban dari kementerian ya sulit," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com