Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurtubi: Jangan Salahkan Banyak SDM Indonesia yang Bekerja pada Sektor Energi Negara Lain

Kompas.com - 22/11/2016, 16:06 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sempitnya lapangan pekerjaan di sektor energi menyebabkan pemuda-pemudi Tanah Air yang memiliki potensi besar dalam membangun negeri terpaksa harus beradu nasib di beberapa negara tetangga.

Anggota DPR RI Komisi VII, Kurtubi, mengatakan, tidak salah jika pemuda-pemudi Indonesia lebih memilih bekerja di negara tetangga dengan upah dan jenjang karier yang lebih menjanjikan.

"Jangan salahkan pemuda-pemudi kita yang bekerja di Malaysia atau negara tetangga lainnya karena di sana lapangan kerjanya lebih besar," ujar Kurtubi saat menghadiri rapat kerja Kementerian ESDM dengan Komisi VII di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Politisi dari Partai Nasional Demokrat ini mengatakan, dengan adanya proyek 35.000 megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah semestinya membuka peluang kerja yang cukup besar bagi pemuda-pemudi untuk turut serta menyukseskan program pemerintah tersebut.

Terkait pernyataan Menteri ESDM yang mengatakan pada 2019 semua daerah akan teraliri listrik, Kurtubi mengaku pesimistis. Pasalnya, penerapan energi baru terbarukan saja baru sampai 10 persen.

"Saya tidak yakin dalam 10 tahun ke depan mencapai 30 persen. Tidak lagi terjadi pemadaman listrik juga masih jauh. Untuk mendorong investor ikut di proyek penyediaan listrik juga masih jauh. Kita kalah sama Malaysia dan negara-negara tangga lainnya," tutur Kurtubi.

Menurut Kurtubi, untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), harus dicari cara alternatif dalam pengelolaannya.

Kurtubi menyarankan, pemerintah membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kurtubi menilai, potensi energi nuklir sangat banyak di dalam negeri. Namun, pada pelaksanaannya, pemerintah masih ragu-ragu karena takut akan risikonya.

Teknologi PLTN, kata Kurtubi, sudah banyak diterapkan di negara-negara tetangga yang sedang berkembang.

Bahkan, kata Kurtubi, sudah ada PLTN yang bisa dioperasikan di atas laut. Kurtubi menambahkan, rakyat tidak perlu takut akan risiko PLTN ke depannya karena sudah ada banyak kajian dalam pengembangannya.

"Teknologinya sudah aman. Rakyat jangan ditakut-takuti nuklir," pungkas Kurtubi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com