Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Tertekan akibat Keraguan Pemotongan Produksi OPEC

Kompas.com - 24/11/2016, 08:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak turun sedikit pada Rabu atau Kamis (24/11/2016) waktu Indonesia di tengah keraguan investor bahwa organisasi eksportir minyak (OPEC) akan menyetujui pemotongan produksi yang cukup besar.

Sebagaimana diketahui OPEC akan bertemu pekan depan pada 30 November di Wina untuk memutuskan kesepakatan untuk memangkas produksi, yang mana proses negosiasinya telah berlangsung sejak September.

Harga minyak berfluktuasi sepanjang hari, mulai rendah di pagi hari dan kemudian sebentar berbalik positif setelah Biro Informasi Energi (IEA) mengatakan secara tak terduga stok minyak mentah AS turun 1,3 juta barel pekan lalu, setelah tiga minggu berturut-turut mengalami peningkatan.

Dilaporkan pula bahwa pengebor AS menambahkan rig minggu ini, untuk mendapatkan keuntungan.

Di pasar AS, harga acuan West Texas Intermediate (WTI) minyak mentah berjangka CLc1 turun 7 sen (0,2 persen) pada 47,96 dollar AS per barel. Sementara itu, harga acuan Brent berjangka minyak mentah LCOc1 melorot 17 sen (0,35 persen) di level 48,95 dollar AS per barel.

Perbedaan harga antara satu bulan dan berikutnya di pasar berjangka, menunjukkan tanda-tanda bahwa perubahan harga tidak mencerminkan fundamental pasar.

"Melihat kurva ke depan, harga secara substansial menjadi lebih lemah untuk WTI. Itu bearish, dan ada tekanan kurva ke depan," kata Tariq Zahir, seorang analis di Tyche Capital Advisors di New York, dikutip dari Reuters, Kamis.

"Akan ada beberapa anggota OPEC yang memangkas produksi, tetapi apakah Arab Saudi benar-benar akan mengambil bagian terbesar?" kata dia lagi.

Investor tetap ragu apakah OPEC akan setuju untuk memotong 4,5 persen produksinya, lebih tinggi dari yang mulanya diusulkan 4 persen.

Menurut perhitungan Reuters, itu berarti akan mengurangi pasokan lebih dari 1,2 juta barel per hari. Irak merupakan salah satu anggota yang enggan untuk menyetujui pemotongan. Akan tetapi Perdana Menteri Haider al-Abadi kepada wartawan, Rabu di Baghdad menyampaikan, mereka bersedia untuk menurunkan output mereka.

Sebaliknya, produsen minyak non-OPEC, Rusia telah berkomitmen akan memangkas produksi. Tetapi perusahaan minyak dalam negerinya belum bekerja untuk memotong produksi.

Di sisi lain, pengebor minyak AS malah menambahkan rig minggu ini, menangkap peluang sebagai produsen shale dengan memperkirakan harga minyak mentah yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Peningkatan rig pada November merupakan yang terbesar sejak Juli.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Inc (BHI.N) misalnya, menambahkan tiga rig minyak dalam seminggu sampai 23 November. Sehingga totalnya mencapai 474 rig, terbanyak sejak Januari. Namun angka ini masih di bawah periode sama tahun lalu yang mencapai 555 rig.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga BBM Shell Per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Harga BBM Shell Per 1 Mei 2024 Naik, Cek Rinciannya!

Whats New
Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Satgas Judi Online Belum Mulai Bekerja, Pemerintah Masih Susun Formula

Whats New
Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com