Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung dan Semarang Tuan Rumah Kampanye Pengemasan Sehat untuk Pangan

Kompas.com - 25/11/2016, 13:01 WIB

KOMPAS.com - Pada pekan depan dan awal Desember 2016, Bandung dan Semarang menjadi tuan rumah kampanye pengemasan sehat untuk pangan (food safety packaging). Yang akan terlibat dalam kampanye itu antara lain adalan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sebelumnya, pada Kamis (24/11/2016), Jakarta mengawali kampanye ini.

Seturut siaran pers yang disampaikan pihak Foopak kemarin, perhelatan di Bandung terselenggara pada Selasa (29/11/2016). Sementara, kampanye di Semarang berlangsung pada Jumat (2/12/2016).

LIPI dalam risetnya menunjukkan bahwa kemasan pangan berbahan dasar kertas yang paling lazim digunakan di Indonesia, ternyata masih banyak yang belum layak untuk dijadikan sebagai kemasan pangan primer. Contohnya masih banyak ditemukan penggunaan kertas koran, kertas bekas cetakan, atau kertas daur ulang sebagai kemasan nasi kotak, nasi bungkus, gorengan, dan kotak martabak.

Kemudian, jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas pangan daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram. Sedangkan, rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70 – 100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta – 150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut. “Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan,” ujar Euis Hermiati peneliti Pusat Penelitian Biomaterial LIPI.

Zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Solusi

Foopak Kemasan produksi Foopak. Sejak 2013, Foopak mempunyai enam varian kemasan antara lain Foopak Heat-Sealable Board, Foopak Grease Proof Board, Foopak Hard Size Board, Foopak PE Board, dan Foopak Natura Cup.

Lebih lanjut menurut Euis, kemasan makanan berbahan dasar kertas non-daur ulang bisa menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan penggunaan kemasan daur ulang dan styrofoam. Kemasan kertas non-daur ulang baik untuk konsumen, makanan, dan lingkungan.“Seperti di luar negeri tren-nya sudah seperti itu jadi untuk mengurangi limbah karena biasanya kemasan ini bio-degradable dan sudah memiliki standar keamanan,” ujarnya.

Sebagai alternatif, masyarakat dapat menggunakan kemasan pangan berkategori food grade yang seratus persen terbuat dari serat alami dengan ciri-ciri tampilan berwarna putih bersih, tidak berbintik-bintik, dan tidak tembus minyak. Di samping itu, karton food grade bersifat ramah lingkungan karena mudah terurai sebagaimana yang juga diproduksi oleh Foopak.

Atul Tyagi, pakar teknik dari Foopak mengatakan produk pihaknya telah teruji bebas dari bahan kimia berbahaya, bersertifikat Food and Drugs Administration (FDA), sudah memiliki sertifikasi ISEGS, dan sertifikasi halal.

Produk Foopak juga di desain khusus untuk pengaplikasian makanan dengan keunggulan melindungi makanan dari kontaminasi dan juga ramah lingkungan. Selain itu, Foopak juga diklasifikasikan berdasarkan aplikasi pada makanan. Sehingga, semua jenis makanan bisa terbungkus dengan baik dan aman.

Foopak sendiri merupakan kemasan makanan yang 100 persen bisa terurai alami (bio-degradable) memiliki kemampuan untuk menahan minyak, kemasan yang secara khusus dikembangkan untuk penyimpanan di lemari es, kemasan yang didesain khusus untuk menjaga kualitas kesegaran makanan. Selain itu, Foopak juga didesain untuk makanan yang menggunakan saus dan penutup untuk melindungi makanan serta berwarna putih alami.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

Whats New
Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

Whats New
Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com