JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang tanpa rasa canggung meminta kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, agar melebur Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ke Pertamina.
Permintaan tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Ahmad Bambang, jika SKK Migas dilebur ke Pertamina, maka akan menyaingi, atau bahkan bisa membeli aset-aset Chevron.
"Kalau SKK sekarang punya cadangan terus dikapitalisasi, masuk asetnya siapa? Enggak ada kan. Kalau itu masuk dikapitalisasi Pertamina, ya bisa sekuritisasi banyak. Kami bisa beli, bahkan Shell pun bisa kami beli nanti," ujar Bambang kepada wartawan, Senin (28/11/2016).
Menanggapi hal itu, Menteri Rini menyarankan agar Pertamina tidak buru-buru mengakuisisi SKK Migas. Dia mengatakan, saat ini keuntungan Pertamina sudah bisa menyaingi dua raksasa migas asal negeri tetanga, yaitu Petronas dan Shell.
Oleh karena itu, Rini berharap di masa yang akan datang keuntungan Pertamina bisa menyalip Chevron.
"Nanti dulu lah (akuisisi SKK Migas), PGN saja dulu yang dimasukin. Kalau untungnya sudah menyamai Chevron, baru deh," kata Rini, dalam kesempatan sama.
Sekuritisasi
Namun Bambang memiliki pandangan lain dari Rini. Menurut dia, jika SKK Migas dapat dilebur ke Pertamina maka cita-cita untuk menyalip Chevron tersebut akan dapat segera tercapai.
Sebab nanti cadangan migas millik SKK Migas yang disekuritisasi akan masuk ke kapitalisasi Pertamina. Dengan demikian, maka kekuatan perusahaan pelat merah tersebut akan jauh lebih besar.
"Intinya gini, bicara sekuritisasi itu butuh duit kan. Kalau SKK sekarang punya cadangan terus dikapitalisasi, masuk asetnya siapa? Enggak ada kan. Kalau itu masuk dikapitalisasi Pertamina, ya bisa sekuritisasi banyak," pungkasnya.