Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Listrik 900 VA Dicabut, Masyarakat Miskin Dikhawatirkan Bertambah

Kompas.com - 05/12/2016, 15:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan akan mencabut subsidi 18,8 juta pelanggan listrik 900 Volt Ampere (VA) pada Januari 2017. Namun, kebijakan itu dikhawatirkan akan menambah jumlah masyakarat miskin di Indonesia.

"Saya takutnya yang tidak miskin atau nyaris miskin, jadi miskin (karena kenaikan harga listrik)," ujar Pengamat ekonomi Faisal Basri di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Ia mengungkapkan, pelanggan listrik 900 VA memang bukan masyakat miskin tetapi masyarakat yang tingkat ekonominya tidak jauh dari garis kemiskinan.

Oleh karena itu, ada kerentanan golongan masyarakat tersebut masuk ke dalam golongan masyarakat miskin.

Apalagi tutur ia, pengeluaran untuk listrik cukup besar di dalam pengeluaran rumah tangga masyakarat. Sementara itu upah riil masyarakat justru mengalami penurunan.

Berdasarkan.data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin sebesar 10,86 persen dari total populasi, atau sebanyak 28,01 juta orang per Maret 2016 lalu.

"Ubah buruh bangunan turun, pendapatan petani turun, ini hampir separuh dari penduduk Indonesia. Nah sementara pendapatan dia turun, dihantam oleh listrik yang naik," kata Faisal.

Sedangkan pemerintah meyakini kebijakan pencabutan subsidi 18,8 juta pelanggan listrik 900 VA mampu menghemat pengeluaran anggaran negara.

“Dari hasil kebijakan itu, kami hitung hampir lebih dari Rp 20 triliun yang bisa kita hemat di 2017,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman di acara diskusi Energi Kita, Jakarta, Minggu (4/12/2016).

Ia menuturkan, pencabutan subsidi listrik dilakukan lantaran 18,8 juta pelanggan 900 VA tergolong rumah tangga mampu.

Data itu berdasarkan kajian dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

Di Indonesia, total pelanggan listrik 900 VA ada 22,9 juta rumah tangga. Namun hanya 4,1 juta pelanggan dinilai layak mendapatkan subsidi termasuk para pelaku usaha kecil menengah (UKM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com