Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Stabilitas Moneter Perkuat Pondasi Ekonomi RI 2017

Kompas.com - 05/12/2016, 18:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorM Fajar Marta

Stabilitas ekonomi dinilai cukup kokoh dalam dua tahun terakhir meskipun belakangan agak sedikit bergejolak pascapilpres AS. Namun, gejolak yang terjadi diyakini hanya bersifat sementara.

Stabilitas ini akan menjadi penyangga perekonomian domestik dari tekanan eksternal yang diperkirakan akan berlanjut pada 2017 seiring masih lemahnya pertumbuhan dan meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

Stabilitas ekonomi yang kuat juga akan mendorong perekonomian Indonesia tumbuh sesuai dengan potensinya.  Sebab, pelaku usaha dan investor akan tetap meningkatkan investasinya.

Dalam dua tahun terakhir, sejumlah indikator makro seperti inflasi, nilai tukar, likuiditas, neraca pembayaran, dan makroprudensial perbankan cukup stabil.

Pada tahun 2015, inflasi tahunan hanya 3,3 persen. Sementara pada tahun 2016, inflasi tahun berjalan hingga November hanya 2,59 persen.

Kestabilan inflasi tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter dan penjaga stabilitas perekonomian Indonesia.

BI  tidak hanya menjaga inflasi dari sisi permintaan (demand), tetapi juga sisi penawaran (supply).

Inflasi pada 2017 diperkirakan akan tetap rendah. Pasalnya, kontribusi inflasi dari harga yang diatur pemerintah (administered price) semakin berkurang menyusul dihapuskannya berbagai subsidi oleh pemerintahan Presiden Jokowi.

Kontribusi inflasi dari harga pangan yang fluktuatif (volatile food) juga diperkirakan semakin rendah seiring kebijakan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog untuk memperbaiki produksi pangan dan memperbaiki rantai distribusi.

Pemerataan pembangunan melalui pembangunan infrastruktur, kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus yang massif di kawasan timur Indonesia serta program tol laut juga akan mengurangi inflasi yang timbul akibat ketimpangan pasokan dan disparitas harga.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga membaik, terutama pada tahun 2016.

NPI pada  triwulan III 2016 tercatat surplus, ditopang oleh menurunnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial.

Surplus NPI tercatat pada triwulan III 2016 sebesar 5,7 miliar dolar AS, meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus sebesar 2,2 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya.

Perkembangan ini menunjukkan semakin baiknya keseimbangan eksternal perekonomian dan turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.

Kondisi tersebut membuat cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar 115 miliar dollar AS.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com