Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Naik, Asumsi di APBN Tetap 45 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 06/12/2016, 17:47 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

Kompas TV Harga Minyak Dunia Bergejolak

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah tidak akan mengubah asumsi harga minyak dunia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, yaitu sebesar 45 dollar AS per barrel. Penyebabnya, masih belum pasti apakah ke depan akan ada kenaikan harga minyak, atau malah akan terjadi penurunan harga minyak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pada masa mendatang, harga minyak masih akan bergejolak atau naik turun.

Menurut dia, keputusan OPEC untuk memangkas produksi minyaknya hingga 1,2 juta barrel per hari (bph) memang berpotensi membuat harga minyak dunia terkerek.

Namun, dia meyakini pada tahun depan permintaan minyak mentah masih lemah sehingga kemungkinan harga minyak dunia akan kembali turun.

Hal itu dilakukan meski Organisasi-organisasi Negara Pengekspor Minyak atau Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) memangkas jumlah produksinya sebesar 1,2 juta barrel per hari (bph).

Sri Mulyani menegaskan, harga minyak di APBN sesuai asumsi, yakni di 45 dollar AS per barrel. Sebab, dengan perkembangan sekarang dan dilihat dari prospeknya, permintaan tidak mengalami kenaikan.

"Kemungkinan saja penguatan dari harga minyak itu akan terpengaruh atau dilemahkan," kata Sri Mulyani di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Menurut dia, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia akan memengaruhi permintaan terhadap harga minyak dunia.

Namun, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai orang nomor satu di AS, hal itu di satu sisi akan semakin menambah permintaan AS terhadap minyak dunia.

"Saya melihat bahwa itu kans-nya masih 50:50, dari sisi kenaikan harga minyak yang terlalu tinggi," kata Sri Mulyani.

Perlu diingat bahwa kebutuhan energi di negara-negara maju, bahkan di AS, juga bisa disubstitusi dengan energi non-minyak.

Selain itu, komitmen pengurangan produksi oleh negara-negara anggota OPEC juga masih dipertanyakan.

"Dari sisi proyeksi komitmen dari OPEC sebagai produsen minyak terbesar secara terorganisasi, maupun dari sisi permintaan, masih sangat beragam," pungkasnya.

(Baca: Harga Minyak Diprediksi Bakal Naik, lalu Turun Lagi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com