Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Cara Membangun Industri Manufaktur Indonesia

Kompas.com - 09/12/2016, 13:45 WIB

KOMPAS.com - Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia makin membaik, semangat untuk mencintai produk Indonesia harus tetap menjadi pokok utama peta jalan industri manufaktur Indonesia. Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) Ridwan Djamaluddin, pertumbuhan ekonomi yang mencapai kisaran 5,2 persen memang sudah cukup baik. "Tapi,  Kita harus memperkuat basis industri agar dapat mengatasi deindustrialisasi dan keluar sebagai bangsa pemenang," katanya dalam siaran pers hari ini.

Lantaran alasan itulah, imbuh Ridwan, IA-ITB menggelar pertemuan bertajuk "Indonesianisme Summit" besok, Sabtu (10/12/2016) di Jakarta. Di samping semangat mencintai produk Indonesia, hal yang penting diwujudkan adalah membangun sinergi dan membentuk jejaring industri, manufaktur dan infrastuktur  antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta serta teknopreneur. Hal ini mutlak diperlukan untuk membangun Indonesia menjadi bangsa pemenang di sektor industri manufaktur.

Ridwan Djamaluddin mengatakan, untuk menjadi bangsa pemenang tidak saja dibutuhkan adanya iklim usaha yang kondusif, tapi juga konsistensi dan  sikap mental  yang kuat untuk mencintai produk buatan Indonesia, penentuan skala prioritas, peningkatan kapasitas kemampuan teknis hingga pengembangan merek sendiri.

Mendorong pemerintah

Sementara itu, Sekretaris Jenderal IA-ITB Gembong Primadjaya menjelaskan dalam acara itu IA-ITB akan bertanya kepada pemerintah apakah sudah memiliki road map atau peta jalan reindustrialisasi. Kalau belum, IA-ITB akan membuat peta jalan  tersebut kemudian menyampaikannya sebagai bahan masukan kepada pemerintah.

“IA-ITB akan fokus mencari industri inti yang sesuai dengan DNA Indonesia. Indonesia misalnya, sangat potensial mengembangkan industri berbasis pertanian dan energi, baik untuk  substitusi impor maupun berorientasi ekspor. Indonesia juga memiliki keunggulan di bidang industri transportasi; industri berbasis budaya dan industri kreatif serta industri digital,” kata Gembong Primadjaya.

Selain forum diskusi, acara sepanjang satu hari itu akan berisi pameran karya-karya korporasi swasta, BUMN dan teknopreneur yang sejalan dengan semangat Indonesianisme. Termasuk sesi pendatanganan kontrak dan kisah sukses korporasi yang telah menjadi pemenang di sektor industri. (Baca: Fokuskan Industrialisasi di Indonesia pada Tiga Bidang Ini)

Gembong Primadjaya menjelaskan bahwa untuk merumuskan industri inti tersebut IA-ITB akan membahas dengan para alumni perguruan tinggi lainnya. "Kami mengundang partisipasi dari Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni) serta Akmil-AAU-AAL-Akpol pada pertemuan ini,” kata Gembong  Primadjaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com