Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Trump, Perusahaan "Outsourcing" di Filipina Hadapi Ketidakpastian

Kompas.com - 09/12/2016, 20:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

MANILA, KOMPAS.com - Industri alih daya tenaga kerja (outsourcing) yang tengah tumbuh pesat di Filipina sedang dilanda kekhawatiran. Pasalnya, beberapa waktu lalu Presiden Rodrigo Duterte mempersilakan perusahaan-perusahaan AS untuk hengkang dari Filipina jika tidak suka dengan sikap anti-AS yang dianutnya.

Kini, industri outsourcing Filipina kembali dihadapkan dengan ketidakpastian. Alasannya, presiden terpilih AS Donald Trump menyatakan bakal memprioritaskan warga negaranya untuk bekerja pada perusahaan-perusahaan AS.

Mengutip Channel News Asia, Jumat (9/12/2016), bagi banyak korporasi di AS, industri outsourcing Filipina sangat membantu meringankan pekerjaan mereka. Filipina menyumbang 12,6 persen pasar global untuk outsourcing pemrosesan bisnis (BPO) yang tumbuh 10 persen dalam satu dekade terakhir.

Industri BPO diprediksi dapat menambah 100.000 lapangan kerja per tahun dengan pendapatan mencapai 38,9 miliar dollar AS pada tahun 2020 mendatang. Adapun konsultan outsourcing global memprediksi pendapatan industri BPO bisa menembus 48 miliar dollar AS dalam empat tahun ke depan.

Dari jumlah tersebut, sekitar 23 miliar dollar AS berasal dari layanan yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan di AS.

"Ini adalah bisnis yang sangat berorientasi pada AS. (Kebijakan Trump) akan sangat berat, tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan," jelas Manuel Pangilinan, presiden PLDT, perusahaan yang menyediakan telekomunikasi industri BPO.

Beberapa waktu lalu, Duterte menyuruh Presiden AS Barack Obama untuk "pergi saja ke neraka" karena kekhawatiran terkait perang Duterte terhadap narkoba. Duterte juga mengancam akan menghapus pakta pertahanan AS-Filipina.

Pernyataan-pernyataan tersebut nyatanya membuat beberapa perusahaan AS takut melanjutkan bisnis mereka di Filipina. Tanpa menyebut identitas, sebanyak empat perusahaan asal AS langsung mengurungkan keputusan mereka untuk berbisnis di Filipina.

Namun demikian, beberapa perusahaan besar yang sudah terlebih dulu memanfaatkan industri BPO di Filipina, seperti misalnya JP Morgan memutuskan untuk tetap berbisnis di Filipina. Adapun yang memutuskan untuk hengkang adalah investor potensial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com