Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrikan Pesawat Boeing Cemaskan Sikap Antagonis Trump pada China

Kompas.com - 12/12/2016, 14:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Para eksekutif pabrikan pesawat AS Boeing menyatakan kekhawatiran meeka atas sikap antagonis presiden terpilih AS Donald Trump terhadap China.

Pasalnya, China merupakan pasar penting yang tumbuh pesat dan menjadi primadona bagi manufaktur AS, termasuk Boeing.

"Vulnerabilitas pada China cukup jelas," ujar mantan eksekutif senior Boeing seperti dikutip dari CNN Money, Minggu (11/12/2016).

Boeing akan jadi sasaran empuk retribusi apapun terhadap barang dari China apabila Trump tetap melakukan ancaman yang ditebarnya pada waktu kampanye terkait pengenaan tarif yang tinggi atas impor dari China.

Akhirnya, ada kemungkinan besar terjadi pergeseran pesanan ke Airbus. Kalau hal itu terjadi, maka Boeing akan mengalami penurunan produksi secara tajam.

Pemangkasan posisi pekerjaan dan kehilangan pangsa pasar pun bisa terjadi, yang memberikan kemampuan bagi Airbus untuk menurunkan harga dan memenangkan perjanjian pemesanan.

Pada tahun 2015 lalu, seperempat dari hampir 500 unit pesawat jet Boeing 737 dikirim ke maskapai-maskapai penerbangan China, yang melayani kelas menengah yang tumbuh pesat hingga mencapai jumlah populasi AS.

Pasar penerbangan China mencapai nilai 1 triliun dollar AS dalam 20 tahun ke depan. Setiap hari, pabrik-pabrik Boeing dipenuhi pesawat jet warna-warni untuk maskapai-maskapai penerbangan yang belum banyak dikenal publik. Sebut saja Xiamen, 9 air, Donghai, Ruili, Hainan, Hebei, Shandong, dan Shenzhen.

Posisi Boeing dalam perekonomian AS tidak main-main. Tidak ada perusahaan besar lain selain Boeing yang menikmati status monopoli tanpa pesaing di pasar domestik.

Sejak tahun 1997, Boeing sama sekali tidak memiliki kompetitor di AS. Adapun persaingan dengan raksasa penerbangan Eropa, Airbus, bersifat global.

Secara tradisional, Presiden AS menjadi pendorong utama bagi Boeing baik di dalam maupun luar negeri. Dalam lawatan ke negara lain, tak jarang presiden AS "membawa" Boeing sebagai bagian dari kerja sama bilateral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com