Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB: Benih Cabai Impor dari China Rentan Penyakit, Rugikan Petani

Kompas.com - 14/12/2016, 06:07 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Indonesia rentan terhadap penyakit tanaman pangan gara-gara masuknya benih tanaman secara impor. Salah satu kasusnya adalah ditemukannya penyakit tanaman golongan A1 dari tanaman cabai dari China di Bogor, Jawa Barat.

Widodo, Kepala Klinik Tanaman Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, terus belangsungnya impor benih baik melalui program pemerintah maupun perdagangan umum akan menjadi tantangan berat.

"Munculnya penyakit penyakit baru yang ditemukan tim Klinik Tanaman selama ini karena terbawa oleh benih. Benih-benih ini merupakan benih impor," terang Widodo melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2016).

Catatan Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman IPB, dari 1994 sampai dengan saat ini telah teridentifikasi 12 jenis organisme pengganggu tanaman baru.

Organisme ini dikenal sebagai Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) golongan A1, yaitu OPT yang belum terdapat di dalam negeri. 

Menurut Widodo, benih yang membawa bibit penyakit ketika ditanam akan menular ke tanaman yang lain melalui aliran air, percikan air, angin, serangga, serangga, vektor, alat-alat pertanian maupun perdagangan produk tersebut.

"Hal ini sangat berbahaya karena seringkali ketika muncul penyakit baru kita tidak memiliki strategi penanganan yang tepat dan cepat," ungkapnya.

Merugikan Petani

Sementara itu, Suryo Wiyono, Ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB mengatakan, masuknya penyakit lewat benih sangat merugikan.

Kerugiannya, tidak hanya menurunkan produksi namun merugikan petani karena bisa meningkatkan biaya produksi, dan menurunkan pendapatan petani.

"Sekali hama atau penyakit masuk ke negara kita sangat sulit sekali menghilangkannya," tegasnya.

Sebagai contoh, yakni kasus bawang merah di 1997 lalu, di mana terjadi impor bawang merah konsumsi yang kemudian disalahgunakan menjadi benih. Bawang tersebut ternyata mengandung penyakit golongan A1.

"Sampai saat ini, penyakit tersebut terus menyerang dan menjadi musuh utama petani bawang" tambah Suryo.

Petani China Ilegal

Sebelumnya, pihak Imigrasi menangkap empat warga negara (WN) China karena kedapatan berprofesi menjadi petani ilegal.

Mereka menanam cabai di atas lahan seluas empat hektar yang berada di Kampung Gunung Leutik, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diterbitkan oleh Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian setempat, ternyata benih cabai yang ditanam dinyatakan positif terinfestasi bakteri erwinia chrysantemi.

Bakteri tersebut merupakan organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) yang masuk golongan A1.

(Baca: Dugaan Subversif pada Kasus WNA Tanam Cabai Ilegal di Bogor Diselidiki)

Kompas TV Harga Cabai Jadi Risiko Tertinggi Kenaikan Inflasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com