Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Andalkan Inovasi Teknologi untuk Optimalisasi Produksi Migas

Kompas.com - 14/12/2016, 13:27 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan konsumsi energi domestik trennya terus meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak diimbangi dengan kenaikan produksi migas. Kondisi ini dinilai dapat memicu krisis energi yang nantinya akan sangat berdampak pada perekonomian nasional.

Hal itu mendorong PT Pertamina (Persero) untuk berupaya menjaga pertumbuhan dengan mengandalkan inovasi teknologi guna mengoptimalisasi produksi.

Pertamina sebagai BUMN energi, melihat kondisi itu sebagai tantangan, dan pengembangan serta pemanfaatan teknologi hulu menjadi kunci untuk memacu pertumbuhan produksi dan penambahan cadangan migas

"Hal itu guna menjaga ketahanan dan kemandirian energi,” ujar Senior Vice President Exploration Pertamina, Doddy Priambodo dalam Pertamina Energy Forum 2016 di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Menurut Doddy, dalam delapan tahun terakhir Pertamina telah meningkatkan produksi minyak dan gas rata-rata sebesar 7 persen, yang didapat dari hasil penggunaan teknologi yang selektif dan tepat, serta melakukan investasi dalam riset dan pengembangan teknologi untuk mencari cadangan baru guna mencapai hasil produksi yang optimal.

Upaya yang dilakukan Pertamina yakni dengan melakukan Enhanced Oil Recovery/Improved Oil Recovery di beberapa lapangan seperti di Tanjung dan Sangasanga. Keduanya berada di Pulau Kalimantan. 

Pertamina juga melakukan implementasi teknologi laut dalam seperti yang digunakan pada operasi Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan Blok West Madura Offshore (WMO) telah berdampak pada peningkatan produksi.

Sementara itu, Ketua SKK Migas, Amien Sunaryadi menjelaskan, lembaganya berupaya mendorong peningkatan produksi migas nasional dengan menyiapkan empat program kerja utama. 

Yakni, memperhatikan keekonomian wilayah kerja (WK), melakukan monitoring proyek yang ditargetkan, mengupayakan penerapan teknologi tepat guna untuk kegiatan pengeboran dan optimalisasi produksi, serta terakhir melanjutkan monitoring respon tekanan dan produksi dari injeksi air.

"Penggunaan teknologi tepat guna pada bisnis hulu migas merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi nasional, khususnya untuk mendapatkan cadangan migas yang besar, dan dapat menekan cost recovery serta pengembangan lapangan yang lebih ekonomis," tutur Amien.

Sedangkan Research Director, Asia Pacific, Upstream Oil and Gas, Wood Mackenzie, Andrew Harwood memaparkan, bahwa pada 2017 meski dinilai menjadi tahun ketidakpastian namun diperkirakan siklus akan berubah dan industri migas akan berkembang lagi.

"Kami memprediksikan sektor eksplorasi dan produksi akan kembali mendapat kepercayaan, dan di 2017 akan terjadi perampingan industri dengan melakukan peningkatan efisiensi dan re-scoping yang berujung pada peningkatan jumlah investasi asing dibandingkan pada tahun 2016," kata Harwood.

Kompas TV Proyek Migas Masela Mundur ke 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com