Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Dukung Langkah PTPN Tutup Pabrik Gula

Kompas.com - 15/12/2016, 17:05 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Langkah Kementerian BUMN dan PTPN untuk menutup sembilan Pabrik Gula (PG) yang ada di Jawa Timur, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian (Kementan).

PTPN berencana menutup PG Rejosari, Kanigoro, dan Purwodadi di Madiun, kemudian PG Toelangan dan PG Watoetoelis di Sidoarjo, lalu PG Meritjan di Kediri, serta PG Pandji, PG Olean, dan PG Wringinanom di Situbondo secara bertahap.

“Kalau memang langkah itu (penutupan PG) bisa lebih mensejahterakan para petani dan mengurangi beban pembiayaan negara, kenapa tidak?” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Bambang, di sela-sela acara seminar di Universitas Muhammadiyah Gresik, Kamis (15/12/2016).

Bambang menjelaskan, keputusan untuk menutup PG tersebut memang tidak ada kaitan langsung dengan Kementan lantaran kebijakan tersebut ada di bawah kendali Kementerian BUMN dan PTPN sebagai eksekutor.

“Keputusan menghentikan atau tidak beberapa pabrik gula itu memang bukan wilayah kami. Tapi kami sangat mendukung. Kalau memang tidak bisa diperbaiki ya kenapa tidak dilepas saja,” sambungnya.

Hanya, Bambang berharap, penutupan PG tersebut harus bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. Jangan sampai, penutupan tersebut malah merugikan para petani.

"Pabrik baru maupun usaha yang ada di sana nantinya harus dapat membuat para petani lebih sejahtera,” papar Bambang.

“Ada baiknya para petani tebu yang sebelumnya bergantung dari pabrik gula tersebut, juga diberi pembekalan ilmu bertani budidaya lain sesuai dengan pabrik yang didirikan,” tambahnya.

PTPN siap menutup sembilan PG di Jawa Timur secara bertahap dalam rentang tiga hingga empat tahun ke depan.

Hal itu karena sembilan PG tersebut sudah berusia tua, sehingga proses revitalisasi pabrik menyedot anggaran negara yang tidak sedikit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com