Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Bos Baru, Bandara Juwata di Tarakan Pun Berbenah

Kompas.com - 16/12/2016, 16:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TARAKAN, KOMPAS.com - Bandar Udara (Bandara) Juwata Tarakan di Tarakan, Kalimantan Utara, merupakan bandara milik Kementerian Perhuhungan dengan status Bandara Internasional Kelas I Utama, yang merupakan unit Pengelolan Bandar Udara (PBU).

Baru-baru ini, bandara ini ditargetkan naik kelas menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Jika jadi BLU, bandara ini bisa menjadi bandara yang komersial, atau memiliki target mengambil untung.

Untuk itu, sejak Oktober 2016 Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjuk Hemi Pamuraharjo sebagai Kepala Bandara Juwat Tarakan, untuk membenahi dan mengembangkan bandara tersebut. Sebelumnya, Hemi merupakan Kepala Biro Pusat Komunikasi dan Informasi Publik di Kemenhub.

Tentunya, hal ini jadi tantangan baru bagi Hemi yang sudah malang melintang di kebandarudaraan Kemenhub sejak era 1990-an ini. Bagaimana Hemi akan meracik Bandara Juwata jadi bandara yang ciamik dan menguntungkan?

Berikut penjelasan Hemi saat menyambut rombongan wartawan, Jumat (16/12/2016):

Seperti apa potensi Bandara Juwata?

Bandara Juwata Tarakan sendiri diposisikan sebagai pintu gerbang Kalimantan Utara. Bandara ini bandara yang strategis sebenarnya untuk posisinya ke penerbangan luar negeri. 

Misal ke China, bisa ditempuh dalam waktu lima jam dengan pesawat jenis Airbus. Sayangnya, jumlah penerbangan internasional masih minim di bandara ini. Hanya ada rute seminggu tiga kali ke Tawau, Malaysia.

Terminal penumpang di Bandara Juwata Tarakan selesai dibangun pada tahun lalu. Kapasitas penumpang sekitar 3.000 penumpang baik untuk kedatangan atau keluar.

Berdasarkan data Dinas Kepariwisataan, rata-rata turis ke Tarakan mencapai 200.000 turis per tahun. dari jumlah itu jumlah wisatawan asing baru 5.000 turis dan kebanyakan dari Malaysia.

Apa target yang ingin dicapai di 2017?

Pada tahun depan, kami targetkan PNBP dari bandara ini mencapai Rp 40 miliar. Sementara tahun lalu baru Rp 33 miliar.

Bagaimana caranya?

Salah satu caranya, kami akan memanfaatkan penyewaan ruang-ruang di terminal penumpang ke tenant-tenant.

Kami juga akan undang airline tahun depan akan jualan ke airline supaya bisa terbang internasional. Kapasitas bandara 1 jam bisa 9 pergerakan (take off dan landing). 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com