Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Faktor Ini Bikin Penetrasi Perbankan Syariah Kurang Cepat

Kompas.com - 21/12/2016, 20:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Industri keuangan syariah, termasuk perbankan syariah di Indonesia terus tumbuh dengan pesat.

Namun demikian, pangsa pasar perbankan syariah masih sulit untuk menembus angka 5 persen. Padahal, jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 85 persen.

Anggota Dewan Pengawas Syariah Bank Syariah Mandiri KH Mohammad Hidayat menyatakan, ada beberapa faktor penyebab penetrasi perbankan syariah masih rendah.

Setidaknya ada lima faktor yang dirumuskan Hidayat berdasarkan riset yang pernah dilakukannya.

“Pertama, political will atau keinginan politik. Dulu itu keinginan untuk pengembangan perbankan syariah belum sekuat sekarang,” kata Hidayat pada acara pelatihan perbankan syariah Bank Syariah Mandiri di Bandung, Rabu (21/12/2016).

Faktor kedua adalah aset perbankan syariah yang rendah. Menurut Hidayat, aset sangat mempengaruhi kemampuan perbankan syariah dalam menghadirkan produk maupun melakukan penetrasi pasar.

Hidayat menuturkan, apabila aset perbankan syariah rendah, maka produk maupun penetrasi pasar pun akan rendah pula.

Faktor ketiga adalah sosialisasi mengenai produk dan layanan perbankan syariah yang belum optimal.

Adapun faktor keempat adalah profesionalisme bankir perbankan syariah. Hidayat mengaku, khususnya pada unit usaha syariah (UUS), kerap kali bankir yang ditempatkan adalah yang memiliki kemampuan yang belum terlalu mumpuni.

“Di UUS maaf saja, kadang bankir yang ditaruh adalah yang KW 3 atau 4. (Bankir) yang bagus ditaruh di induk bank-nya,” ujar Hidayat.

Faktor kelima sekaligus yang dipandang Hidayat sebagai faktor yang penting adalah komitmen umat yang masih lemah terhadap sistem keuangan syariah.

Hidayat menyatakan, masih banyak umat Islam yang belum memanfaatkan produk dan layanan perbankan syariah.

“Bagaimana bisa berkembang kalau umat saja belum menggunakan produk perbankan syariah,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com