Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Tidak Akan Naik hingga April 2017

Kompas.com - 28/12/2016, 12:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menegaskan, pemasaran bahan bakar minyak (BBM) cenderung stagnan di tahun depan. Namun, Pertamina akan mengkaji ulang harga tersebut per tiga bulan.

Direktur Utama Dwi Soetjipto menegaskan, pada tahun depan selama tiga bulan pertama harga BBM akan stabil. Hal ini mengingat kondisi daya beli masyarakat yang masih turun.

Padahal, Pertamina menghadapi kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di kisaran di atas 50 dollar AS per barel.

"Di tahun depan, kami menekankan aspek efisiensi. Tekanan di harga jual BBM. Jadi di tahun depan kami estimasi profit akan naik sekitar 5 persen," kata Dwi kepada wartawan di Manado, Selasa (27/12/2016) malam.

Dia menjelaskan, pemerintah sangat mengerti kondisi masyarakat Indonesia yang saat ini mengalami penurunan daya beli. Sehingga pemerintah berupaya untuk menahan kenaikan harga BBM.

Pertamina, lanjut Dwi, dalam hal ini jadi economic driver. Sehingga untuk meningkatkan profit, Pertamina harus meningkatkan sisi upstream (hulu).

"Kemungkinan tiga bulan (BBM) stagnan sampai dengan April, pemerintah akan mengevaluasi per tiga bulan, jadi Pertamina menyiapkan diri selama tiga bulan," kata Dwi.

Dari sisi global, masih sulit menebak ke mana arah ekonomi global. Lalu dengan adanya kesepakatan OPEC akan pembatasan produksi minyak, harga minyak kemudian naik signifikan.

Tapi, lanjut Dwi, sejumlah negara malah meningkatkan produksi, termasuk negara anggota OPEC, jadi harga minyak juga belum tahu akan bagaimana.

"Oleh karena itu, kami mengerti alasan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM.

Sekadar informasi, saat ini, harga jual minyak tanah Rp 2.500 per liter, solar Rp 5.150 per liter, dan Premium Rp 6.450 per liter.

Harga tersebut berlaku sejak 1 April 2016 dan akan berlanjut hingga 31 Maret 2017. Pada akhir Maret 2017, pemerintah akan mengevaluasi kembali harga BBM.

Saat ini rata-rata konsumsi harian Premium 39.500 kiloliter (kl) per hari, Pertalite 31.800 kl, Pertamax 14.900 kl, dan solar 36.000 kl per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com