Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Waspadai Virus Flu Burung dari China

Kompas.com - 04/01/2017, 16:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan informasi resmi dari Otoritas Kesehatan Pemerintah Republik Rakyat China, wabah flu burung yang tengah melanda negara tersebut. 

Merebaknya flu burung di China berimbas tujuh orang terjangkit, dua orang meninggal dunia dan puluhan ribu unggas dimusnahkan hingga 8 Desember 2016 lalu.

Badan Karantina Pertanian melakukan pengetatan terhadap pengawasan di pintu - pintu pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Indonesia. 

Hal tersebut untuk mewaspadai virus flu burung menyebar ke Indonesia.

Kepala Badan Karantia Pertanian Kementan Banun Harpini mengatakan, pengetatan tersebut dilandaskan pada peraturan Menteri Pertanian.

Yakni, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44 Tahun 2013 tentang Penghentian Pemasukan Unggas dan atau produk segar unggas dari Negara Republik Rakyat China ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Banun menjelaskan, berkaitan dengan upaya pencegahan terjangkitnya kembali flu burung di Indonesia, pada tanggal 28 Desember 2016 juga telah dilakukan pelarangan pemasukan anak ayam (DOC, Day Old Chick) dan produk unggas ke Indonesia.

Adapun pelarangan tersebut dari tujuh negara antara lain Belanda, Jepang, India, Perancis, Finlandia, Rumania dan Swedia.

"Pelarangan ini dilakukan berdasarkan informasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) terkait wabah flu burung yang terjadi di tujuh negara tersebut," ujar Banun melalui keterangan resmi, Rabu (4/1/2017).

Pengawasan Antarpulau

Selain itu, Banun mengatakan pengawasan antarpulau di wilayah Indonesia juga menjadi salah satu kebijakan pertanian guna mendorong sentra unggas di provinsi bebas flu burung menjadi sumber produk unggas yang dapat diekspor.

Dengan itu dilakukan berbagai perbaikan sarana dan fasilitas di seluruh pos lintas batas negara yang tengah digalakan pemerintah di akhir tahun 2016 juga menjadi pembuka peluang ekspor produk peternakan ke pelbagai negara tetangga antara lain Papua Nugini dan Timor Leste.

Dari data Badan Karantina Pertanian pada tahun 2016 tercatat 450,128 ton telur ayam tetas berhasil menembus pasar negara Myanmar dan 19,399 ton sarang walet atau setara dengan 7,5 miliar dollar AS masuk ke China.

Sekadar informasi, kasus flu burung di Indonesia, dalam periode 10 tahun lalu (2005 - 2014) mengalami penurunan baik kasus pada hewan maupun manusia.

Hal ini sejalan dengan penanggulangan penyakit flu burung oleh antar instansi yang berjalan dengan baik, terbukti dengan mulai meningkatnya kepercayaan negara mitra dagang terhadap produk peternakan dan terus berdampak positif terhadap peningkatan neraca perdagangan komoditas peternakan.

Kasus flu burung saat ini yang terjadi di Indonesia mengalami tren penurunan dan hanya pada fokus kecil peternakan rakyat, sedangkan perusahaan besar yang telah menerapkan sistem kompartemen tidak ditemukan kasus baru.

Kompas TV Korea Terbitkan Peringatan Flu Burung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com