Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanian di Daerah Didorong Fokus pada Komoditas Strategis

Kompas.com - 05/01/2017, 15:41 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong agar sektor pertanian nasional agar fokus pada komoditas strategis di masing-masing wilayah.

Presiden menyebut Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, fokus mengembangkan komoditas jagung, kemudian, di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, fokus mengembangkan bawang merah. Dengan itu, diharapkan terciptanya klaster komoditas strategis di berbagai daerah.

"Clustering, jangan kita menanam campur-campur sehingga tidak fokus. Misalnya di Kabupaten Dompu konsentrasi jagung. Jangan beri tugas yang lain biar konsentrasi ke jagung, beri target yang jelas. Kalau targetnya tidak tercapai lihat secara detail problemnya apa," ujar Presiden Jokowi Rakernas Pembangunan Pertanian 2017, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Menurut Presiden, jika masing-masing daerah sudah mampu mengembangkan komoditas strategis, langkah selanjutnya adalah mengembangkan usaha petani.

"Sehingga kedepan kita bisa harus korporasikan petani, petani ini kalau sudah clusteringnya dapat kemudian tahapan selanjutnya dikorporasikan, artinya skala ekonomi itu harus ada," jelas Jokowi.

Menurutnya, kedepan petani tidak bisa jalan sendiri harus ada yang mendampingi mengawal dan harus ada manajemen yang modern yang mendampingi petani.

"Siapa itu? Entah korporasi Badan Usaha Milik Negara, Bumdes, korporasi yang akan menggarap produksi maupun pemasaran dengan cara-cara modern. Tidak bisa kita biarkan petani menjalankan rutinitas ini. Sampai kapanpun meraka tidak akan mampu bersaing dengan korporasi besar pertanian baik di Thailand, Filipina, maupun Amerika," imbuh Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com