SEOUL, KOMPAS.com - Raksasa elektronik Korea Selatan Samsung Electronics memproyeksikan laba akan meningkat 50 persen pada kuartal IV tahun finansial 2016.
Peningkatan laba ini terjadi meski ada "bencana" Galaxy Note 7.
Mengutip BBC, Jumat (6/1/2017), estimasi laba tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi para analis dan akan menandai laba kuartalan tertinggi Samsung sejak tahun 2013 silam.
Pada Oktober 2016 lalu, Samsung harus menarik seluruh produk ponsel Note 7 setelah terjadi kebakaran pada baterai dan bahkan perangkat penggantinya pun mengeluarkan asap.
Adapun kinerja keuangan Samsung yang solid tersebut disumbang oleh bisnis semikonduktor dan display.
Samsung menyatakan, laba operasional diprediksi mencapai 9,2 triliun won atau 7,8 miliar dollar AS untuk periode September hingga Desember 2016.
"Ketika Anda melihat berbagai headline (berita) dalam beberapa bulan selalu tentang baterai yang meledak atau kerugian bagi Samsung. Namun, kita perlu ingat bahwa itu bukan hanya bisnis mereka dan yang mendorong pendapatan ini adalah kuatnya permintaan memori dan display. Ini adalah bisnis yang amat sangat menguntungkan," ujar Bryan Ma, konsultan teknologi IDC.
Dalam proyeksi laba kuartal IV 2016 sebelumnya, Samsung menyatakan penarikan Note 7 dari pasaran akan memukul 2,1 miliar dollar AS pada laba perseroan.
Samsung pertama kali melakukan penarikan atau recall Note 7 pada September 2016 menyusul keluhan baterai yang meledak.
Setelah perangkat pengganti yang dianggap aman dan diberikan kepada konsumen, ternyata perangkat tersebut juga kepanasan dan terbakar, Samsung memutuskan untuk menarik seluruh Note 7 yang beredar.
"Pada akhirnya di penghujung tahun, apa yang terjadi pada Note 7 seberapapun pahitnya, tidak mengganggu Samsung karena bisnis mereka yang lain membantu menangkal (kerugian)," tutur Ma.
Samsung dijadwalkan bakal mempublikasikan rincian kinerja perusahaan untuk kuartal IV 2016 pada akhir Januari 2017.