Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Cabai Amfibi, Solusi Penanaman Cabai di Musim Hujan

Kompas.com - 07/01/2017, 10:07 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan gejolak harga cabai dan terganggunya panen cabai saat musim hujan tengah dicari jalan keluarnya oleh pemerintah.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) akan lebih mengintensifkan pengembangan varietas bibit cabai amfibi lokal ke beberapa di Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk mendorong peningkatan produksi dan menjaga ketersediaan komoditas ke pasaran terutama saat musim hujan tiba.

Sebab, bibit cabai amfibi nantinya akan berkembang menjadi pohon cabai yang bisa bertahan dan berbuah dikala musim hujan sekalipun.

Seperti saat ini, harga komoditas cabai telah mengalami kenaikan yang cukup luar biasa dan sulit dikendalikan akibat ada beberapa daerah sentra cabai mengalami penurunan produksi karena curah hujan tinggi.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Muhammad Syakir mengatakan, solusi masalah panen cabai di kala musim hujan adalah penggunaan bibit cabai amfibi secara masif.

"Ada serangan hama biotik tinggi, karena musim hujan dengan curah hujan tinggi. Kami merekomendasikan penanaman cabai dengan bibi cabai amfibi," ujar Syakir di Kantor Balitbangtan, Pasar Minggu, Jakarta (6/1/2017).

Dia menjelaskan, pengembangan bibit cabai amfibi tengah dilakukan di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

"Tetapi, tentunya dibutuhkan teknologi dukungan untuk potensi genetik amfibinya itu bisa beradaptasi," ucapnya. 

Dia menjelaskan, dalam proses tanam dan perawatannya petani telah diberikan pelatihan dari para ahli Litbang Pertanian di berbagai daerah, sekarang yang diperlukan tinggal mengintensifkan bibit cabai amfibi diseluruh Indonesia.

Kendati demikian, rasa dari varietas cabai amfibi ini tidak berbeda dengan cabai jenis biasa. Yang membedakannya adalah pohon dan buahnya dapat bertahan walaupun sedang musim hujan.

Syakir mengatakan, potensi produktivitas dari cabai merah amfibi ini sekitar 24 ton per hektar.

"Sudah ada produksi panen 20-24 ton per hektar. Kalau hujannya tinggi sekali, bisa 18 ton per hektar, dan ini sudah ada di Jabar, Sulawesi, Jatim," ungkapnya.

Ke depan, dirinya berharap dengan pengembangan dan sosialisai secara masif terkait bibit cabai amfibi, dapat berimbas pada persoalan yang kerap kali menjadi sumber masalah naiknya harga cabai.

Kompas TV Petani Tak Menikmati Meski Harga Cabai Melambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com