Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Dampak Kenaikan Tarif Listrik Tidak Akan Signifikan Dorong Inflasi

Kompas.com - 08/01/2017, 11:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah berencana mencabut subsidi listrik kelompok 900 VA secara bertahap pada tahun 2017 ini.

Selain itu, distribusi gas elpiji ukuran 3 kilogram juga dikabarkan direncanakan tertutup pada tahun ini.

Kenaikan tersebut tentu saja akan berdampak kepada harga barang-barang maupun jasa lainnya.

Bagaimana penjelasan Bank Indonesia (BI) terkait dampak kenaikan harga-harga tersebut terhadap inflasi di tahun 2017?

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, bank sentral akan terus mengantisipasi risiko inflasi akibat meningkatnya harga-harga.

Menurut Perry, kenaikan tarif listrik dan gas elpiji tentu saja ada pengaruhnya terhadap peningkatan inflasi.

“Tetapi dampaknya atau second round effect-nya (dampak rentetan) relatif tidak signifikan, karena memang permintaan di dalam negerinya masih di bawah kapasitas produksi nasional sehingga second round effect-nya tidak akan besar,” ujar Perry di kantornya di Jakarta akhir pekan ini.

Perry menyatakan pihaknya juga akan mempererat koodinasi pemerintah. Tujuannya, agar kenaikan tersebut dapat dikompensasi dengan pengendalian harga pangan.

Perry menjelaskan, apabila harga pangan dapat dikendalikan, maka indeks harga konsumen (IHK) secara keseluruhan pun akan terkendali. BI menargetkan inflasi IHK pada tahun 2017 berada pada kisaran 3 hingga 5 persen.

"Kita harus bisa membedakan antara inflasi IHK karena ada kenaikan sesaat dari kenaikan tarif listrik dan elpiji dengan inflasi inti yang menunjukkan kekuatan permintaan dan penawaran,” ungkap Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com