Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Ikan Berkurang, Harga Ikan di Lampung Melambung

Kompas.com - 09/01/2017, 16:20 WIB

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Harga ikan pada sejumlah pasar di Kota Bandarlampung terpantau melambung.

Penyebabnya, masih sedikitnya hasil tangkapan nelayan setempat yang umumnya menangkap ikan di perairan Teluk Lampung.

Sejumlah pedagang di Pasar Lelang yang merupakan pusat penjualan ikan di Kota Bandarlampung, Senin (9/1/2017), menyebutkan pasokan ikan dari nelayan sangat sedikit volumenya sejak pekan lalu, sehingga harga ikan melambung.

"Banyak pedagang yang tak berjualan karena tak ada ikan. Selain itu, pembeli juga cenderung mengalihkan konsumsi lauk-pauknya ke daging, karena harganya tak berbeda jauh dengan harga ikan," kata Tina, salah satu pedagang setempat.

Faktor cuaca yang menjadi penyebab minimnya hasil tangkapan nelayan, dan hal itu sudah terjadi sejak akhir Desember lalu hingga sekarang.

Sebagian besar ikan yang dijual di Pasar Lelang merupakan stok lama atau hasil tangkapan nelayan dari luar Lampung.

Harga ikan tenggiri kini mencapai Rp 95.000 per kg, padahal harganya normalnya Rp 65.000 per kg.

Harga ikan kembung sate Rp 60.000 per kg, harga normalnya Rp 40.000 per kg. Harga ikan selar kecil Rp 50.000 per kg, harga normalnya Rp 30.000 per kg.

Sementara harga ikan kakap merah naik dari Rp 45.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg.

Selain itu, harga bawal naik dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg. Harga rajungan naik dari Rp 40.000 per kg menjadi Rp 80.000 per kg.

Harga ikan simba naik dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 60.000 per kg. Sedangkan harga udang berkisar Rp 60.000 per kg hingga Rp 100.000 per kg.

Para pedagang menyebutkan harga ikan akan kembali normal jika kondisi cuaca sudah cukup baik untuk melaut.

Nelayan Lampung umumnya melaut 2-3 hari, sehingga ikan hasil tangkapan mereka masih segar.

Kompas TV Pasokan Berkurang, Harga Ikan Melambung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com