Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesi I, IHSG Berakhir Naik 0,22 Persen

Kompas.com - 17/01/2017, 13:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melaju di zona hijau perdagangan Sesi I, Selasa (17/1). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,22 persen atau 11,548 poin ke level 5.281,559.

Volume perdagangan pada perdagangan sesi pagi mencapai 6,19 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp 2,38 triliun. Tercatat ada 155 saham bergerak naik, 129 saham bergerak turun, dan 89 saham stagnan.

Delapan dari 10 indeks sektoral menyokong laju IHSG. Sektor infrastruktur memimpin penguatan 0,74 persen. Sedangkan, sektor perdagangan paling dalam penurunannya 0,45 persen.

Meski demikian, investor asing masih getol melakukan aksi jual. Di pasar reguler, net sell asing Rp 45,226 miliar dan Rp 58,552 miliar keseluruhan perdagangan.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain: PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 1,65 persen ke Rp 6.150, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 1,61 persen ke Rp 630, dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 1,51 persen ke Rp 1.670.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain: PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 2,54 persen ke Rp 2.690, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 1,49 persen ke Rp 1.655, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 0,98 persen ke Rp 1.510.

"Sentimen dari dalam negeri terbilang cukup positif, sehingga masih menjadi salah satu faktor yang mendorong IHSG bergerak menguat," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, sentimen dari JPMorgan Chase & Co yang menilai fundamental makro Indonesia cukup kuat, dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dan rendahnya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) serta reformasi ekonomi yang dijalankan pemerintah menjadi sentimen positif bagi pasar.

"Kinerja perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2016 yang juga terbilang bagus, diharapkan bisa menjadi padangan positif bagi pelaku pasar saham terutama investor asing terhadap prospek investasi di Indonesia," katanya.

Ia mengemukakan, data ekonomi terbaru berkenaan dengan Neraca perdagangan Indonesia secara akumulasi Januari-Desember 2016 , tercatat surplus 8,78 miliar dolar AS.

Kendati demikian, menurut dia, sentimen dari eksternal, terutama kebijakan baru di bidang ekonomi AS setelah Presiden terpilih Donald Trump dilantik dapat menghambat laju pergerakan IHSG. Diperkirakan AS akan membuat berbagai kebijakan yang proteksionis. (Yudho Winarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com