Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Prediksi Kebijakan Fiskal Trump Tak Terlalu Agresif

Kompas.com - 19/01/2017, 18:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump akan diambil sumpahnya pada 20 Januari 2017 mendatang waktu setempat.

Banyak pihak mencemaskan kebijakan ekonomi, baik fiskal maupun perdagangan yang bakal diterapkan oleh Trump akan memberikan dampak negatif bagi banyak negara di dunia.

Bank Indonesia (BI) memandang, ada dua kebijakan Trump yang akan terus diwaspadai, yakni kebijakan fiskal maupun kebijakan perdagangan.

Meskipun demikian, bank sentral memprediksi kebijakan fiskal yang akan diterapkan Trump tidak akan seagresif seperti yang didengungkan Trump selama masa kampanyenya.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menyebut, kebijakan fiskal yang sangat agresif tampaknya kurang tepat diaplikasikan dalam perekonomian AS.

Alasannya, defisit anggaran AS kini berada pada posisi 4,4 persen dan utang pemerintah AS juga cukup besar, yakni mencapai 106 persen dari produk domestik bruto (PDB).

“Ruang manuver bagi fiskal tidak akan seagresif yang disampaikan. Mungkin ada penyesuaian di kebijakan fiskal,” kata Juda dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Namun demikian, bank sentral akan mewaspadai kebijakan perdagangan yang akan diterapkan oleh pemerintah AS di bawah pimpinan Trump.

Menurut Juda, dampak kebijakan perdagangan AS diprediksi cukup besar. Dampak tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara yang dianggap memanipulasi nilai tukar.

Juda menyebut, perlu diingat pula bahwa presiden AS memiliki kewenangan terkait kebijakan perdagangan unilateral kepada negara yang tidak menguntungkan AS.

Negara-negara yang dianggap memiliki risiko besar adalah Vietnam dan Thailand. Adapun China bisa saja terkena kewenangan presiden AS terkait kebijakan perdagangan unilateral tersebut.

Namun demikian, kebijakan-kebijakan itu masih mengandung ketidakpastian. Sehingga, yang bisa dilakukan adalah menunggu pidato kepresidenan Trump pasca dilantik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com