Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Bahana TCW Bidik Dana Kelolaan Rp 43 Triliun

Kompas.com - 20/01/2017, 07:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan manajer investasi Bahana TCW Investment Management masih optimistis bertumbuh pada 2017 dengan menargetkan pertumbuhan antara 12 persen hingga 13 persen.

Bahana TCW menargetkan mencapai dana kelolaan hingga Rp 43 triliun. Namun, target pertumbuhan tersebut turun dari pencapaian di 2016.

Sebab, pada 2016 dana kelolaan Bahana TCW naik 26 persen dibandingkan 2015. Bahkan, pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi dibanding rata-rata kenaikan dana kelolaan di industri reksa dana sepanjang 2016.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, rata-rata kenaikan dana kelolaan sepanjang 2016 adalah 22,6 persen.

Dengan demikian dana kelolaan industri reksa dana pada akhir Desember 2016 mencapai Rp 333,61 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2015 yang sebesar Rp 271,97 triliun.

Bagaimana strateginya?

Menurut Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis,guna mencapai target pertumbuhan dana kelolaan tahun ini, perusahaan masih akan fokus pada produk-produk berbasis obligasi.

Bahana TCW juga akan bermain di produk surat utang jangka pendek. Pasalnya, OJK telah memberikan lampu hijau mengenai regulasi penerbitan surat utang jangka pendek atau medium term notes (MTN). Asal memenuhi persyaratan dari OJK maka produk ini bisa diperdagangkan.

“Dua produk ini yang menjadi tulang punggung pertumbuhan aset kami di 2017,” kata Edward di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Dia melanjutkan, instrumen pasar uang (money market) juga akan menjadi pendorong pertumbuhan dana kelolaan tahun ini.

Sebab, ekuiti atau saham yang menunjukkan kinerja positif sejak paruh kedua 2016, diyakini akan berlanjut.

Dengan demikian, perusahaan akan mengalihkan sebagian portofolio tahun ini ke kelas aset saham.

Pengalihan tersebut berdasarkan optimisme pasar saham domestik masih akan bertumbuh baik, meski ada tantangan dari internal dan eksternal.

Pertumbuhan ekonomi di dalam negeri diyakini masih dapat menjadi daya tarik bagi para investor untuk berinvestasi di pasar saham.

“Jadi fokus kami adalah capital protected fund (reksa dana terproteksi), money market (pasar uang). Lalu obligasi, karena tahun ini ada kewajiban nambah porsi bagi IKNB, dan saham,” kata Edward.

Sekadar informasi, Bahana TCW merupakan perusahaan patungan antara PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI dengan dengan TCW Capital Investment Corporation, salah satu lembaga keuangan manajemen investasi terkemuka di Amerika Serikat.

BPUI memiliki 60 persen saham Bahana TCW, sementara TCW Capital sisanya, yakni 40 persen. Perusahaan mulai beroperasi meluncurkan reksa dana pada 1996.

Pada April 2016, Bahana TCW mencatatkan diri sebagai lima besar manajer investasi di Indonesia dengan jumlah dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) sebesar Rp 33,4 triliun.

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com