Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Catatkan Pertumbuhan Ekonomi 6,7 Persen pada 2016

Kompas.com - 22/01/2017, 12:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China membukukan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen pada tahun 2016, berdasarkan data resmi pemerintah. Capaian ini lebih banyak didukung oleh stimulus pemerintah.

Mengutip CNN Money, Minggu (22/1/2017), angka tersebut pun melambat dibandingkan realisasi tahun 2015 yang mencapai 6,9 persen. Namun, capaian itu berada di titik tengah target pemerintah dan lebih kuat dibandingkan prediksi banyak pihak.

Adapun untuk kuartal IV 2016, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,8 persen, sedikit lebih pesat dibandingkan angka yang diprediksi para ekonom, yakni 6,7 persen.

Pada tahun 2016, pemerintah China telah menggelontorkan rangkaian stimulus untuk menggenjot ekonomi agar tetap tumbuh. Investasi pemerintah di sektor infrastruktur melonjak tinggi dan pembiayaan perbankan juga tetap meningkat meski ada peringatan berulang kali tentang tingginya level utang korporasi yang kian mengkhawatirkan.

Menurut para ekonom, pendekatan semacam itu tidak bisa terus berlanjut. Pantauan ekonom, pertumbuhan ekonomi China bisa menyentuh 6,5 persen pada tahun 2018 mendatang.

Mereka juga mempertanyakan akurasi data pertumbuhan ekonomi China yang mencapai 6,8 persen selama tiga kuartal berturut-turut.

Kredibilitas data juga telah terpukul pada pekan lalu ketika gubernur salah satu provinsi utama industri China mengaku para pejabat di sana salah mencantumkan data ekonomi selama bertahun-tahun.

Ditanya tentang kasus itu, Kepala Badan Statistik Nasional China Ning Jizhe menyatakan, China memperkuat praktik pelaporan datanya.

Para ahli pun menyatakan China memerlukan reformasi pada bagian-bagian penting perekonomiannya. Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan pembenahan perusahaan-perusahaan milik negara yang masif namun tidak efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com