Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU: Konsumen Harus Dididik untuk Tidak Selalu Konsumsi Cabai Segar

Kompas.com - 31/01/2017, 12:00 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Syarkawi Rauf mengatakan, konsumen cabai harus diberi edukasi untuk tidak selalu menkonsumsi cabai segar. Menurut dia, sebaikinya konsumen didorong untuk mengkonsumsi cabai rawit olahan.

Hal itu diungkapkannya untuk merespon tingginya harga cabai rawit akibat menurunnya produksi cabai di tingkat petani. Penurunan produksi cabai tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

(Baca: KPPU Monitor Dugaan Permainan Harga Cabai di Level Bandar)

"Harus dididik mengkonsumsi cabai rawit olahan. Tanpa itu, menjadi sulit mengendalikan persoalan harga," kata dia saat sidak petani cabai di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Senin (30/1/2017).

Syarkawi menjelaskan, selain distribusi yang terlalu panjang, penurunan produksi cabai juga sangat berpengaruh terhadap harga cabai di pasaran.

Ditambah pada saat produksi menurun, petani juga ikut manaikkan harga untuk menutupi anjloknya harga cabai saat musim panen raya. Sebab jika musim panen raya, harga cabai bisa anjlok ke titik terendah Rp 5.000 per kilogram.

Harga itu terlalu rendah sehingga banyak petani cabai yang membiarkan tanamannya begitu saja.

"Di produksi memang untuk Januari Februari ini mengalami penurunan hampir semua lokasi. Dan penurunannya bisa sampai 30 hingga 40 persen," ungkapnya.

Ia juga melihat adanya pola tanam yang seragam. Menurutnya, petani menanam bibit cabai secara bersamaan. Sehingga jika musim tanam harga produksi cabai jadi menurun dan saat musim panen produksi cabai jadi melimpah.

"Kalau kita lihat dari perkembangan harga komuditas cabai ini memang sangat fluktuatif. Disebabkan oleh musim tanam. Jadi petani kita itu tanamnya bareng - bareng," ungkapnya.

Kompas TV Gejolak Cabai Capai Harga RP 120 ribu Perkilo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com