Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Ekonomi Beragam, Apindo Tekankan Pembenahan Pasar Domestik

Kompas.com - 03/02/2017, 13:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan perekonomian Indonesia masih dihantui berbagai tantangan yang datang dari perekonomian global.

Oleh sebab itu, perkumpulan pengusaha tersebut menekankan pentingnya pembenahan pasar di dalam negeri.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menyebut, beberapa isu perekonomian global antara lain berasal dari kebijakan pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump.

Selain itu, ada pula ketidakpastian terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Kami melihat saat ini momentum yang tepat untuk membenahi pasar domestik kita," kata Hariyadi di Kantor Pusat Apindo Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Menurut Hariyadi, sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia bersumber dari kegiatan konsumsi di dalam negeri.

Oleh karena itu, ketika perekonomian global sedang menghadapi beragam tantangan, maka ada baiknya jika konsumsi dalam negeri digenjot.

Selain itu, jikalau Indonesia ingin memperluas pertumbuhan ekonomi dengan mengekspor, maka hal yang lebih baik dilakukan adalah mengekspansi bisnis ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Hariyadi menuturkan, pasar ASEAN lebih mudah dijangkau oleh Indonesia.

"Kita harus serius garap pasar ASEAN dan domestik. Jadi, pasar ASEAN itu lebih mudah dijangkau dari Indonesia," jelas Hariyadi.

Dampak Kebijakan AS

Pada kesempatan yang sama, Ketua Apindo bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, beberapa isu yang dihadapi perekonomian global antara lain masalah di AS dan terkait janji kampanye Trump yang kemungkinan akan diaplikasikan dalam bentuk kebijakan.

Namun demikian, dampak kebijakan AS terhadap Indonesia dinilai tak terlalu besar. Yang harus diperhatikan, kata Shinta, adalah dampak kebijakan AS terhadap China.

Pasalnya, apabila kebijakan Trump memukul China, maka Indonesia yang memiliki hubungan perdagangan besar dengan China akan terdampak pula.

"Hubungan Indonesia dan China kuat, jadi kalau ada impor turun dari China, Indonesia akan terdampak. AS adalah importir terbesar dunia, 2,9 triliun dollar AS, ini akan berimbas," tutur Shinta.

Kompas TV Dubes AS: Indonesia Aman dari Kebijakan Keimigrasian Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com