Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Perbankan Kini Makin Kinclong

Kompas.com - 03/02/2017, 16:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah faktor, mulai dari menurunnya kinerja perbankan hingga penurunan suku bunga membuat saham perbankan di bursa efek dirundung sentimen negatif selama 2016.

Namun, seiring membaiknya kondisi perekonomian, saham-saham sektor perbankan pun mulai bangkit. Demikian disampaikan AVP Investor Relation PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Dedi Arianto, dalam diskusi "Nabung di (Saham) Bank, dari dan untuk Masyarakat" di Bursa Efek Indonesia Jakarta.

"Saham perbankan sejak pemerintahan Jokowi-JK mendapat sentimen negatif dari pasar. Kenapa? Karena marginnya disuruh turun," kata Dedi mengawali diskusi.

Keinginan pemerintah agar bunga kredit mencapai satu digit mendorong perbankan untuk memangkas margin keuntungannya. Tak hanya itu, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan caping terhadap time deposit.

Maksud dari kebijakan ini adalah agar biaya dana (cost of fund) bisa diturunkan. Pemerintah juga mengucurkan kredit usaha rakyat dengan bunga sembilan persen. "Itu supaya kredit tidak hanya dijangkau di lingkungan menengah-atas, tetapi juga small medium enterprises (SME).

Otomatis, dengan ini, semua bank, utamanya BUMN, harus melakukan efisiensi, agar bisa melaksanakan misi yang sejalan dengan pemerintah.

Fundamental Membaik

Beruntungnya, lanjut Dedi, pada 2015 pemerintah memberikan kesempatan untuk melakukan revaluasi aset. Adanya revaluasi aset ini menyebabkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) meningkat.

Tengok saja, CAR perbankan nasional meningkat dari 19,57 persen (2014) menjadi 21,36 persen (2015) dan 23 persen per November 2016.

Menurut Dedi, kebijakan suku bunga satu digit pun ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap bank-bank besar karena mampu melakukan managemen aset dan liabilitas dengan baik.

Terbukti, secara nasional net interest margin (NIM) malah naik dari 4,23 (2014) menjadi 5,49 (2015), dan 5,6 per November 2016.

"Investor baru menyadari oh perbankan yang selama ini di pasar digosipin dengan single digit interest rate, itu ternyata masih menarik. Dan saham bank baru mulai bergeliat di akhir 2016 dan awal 2017," imbuh Dedi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com