Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Pasar Saham Tunggu Peluncuran Satelit Telkom 3S

Kompas.com - 06/02/2017, 14:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom segera meluncurkan satelit Telkom 3S (T3S) dari Kourou, di Guyana Perancis, pada 14 Februari waktu setempat atau 15 Februari waktu Indonesia.

Analis Senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai, peluncuran satelit Telkom 3S ini akan menjadi salah satu katalis dari kinerja BUMN Telekomunikasi tersebut di masa mendatang.

“Kehadiran Satelit Telkom 3S itu bisa menjadi katalis jika manajemen Telkom mampu mengoptimalkannya. Biaya sewa untuk satelit asing menjadi berkurang dan mendatangkan pendapatan baru karena adanya penyewaan transponder,” ungkap Reza melalui keterangannya, Senin (6/2/2017).

Menurut dia, hal yang ditunggu oleh investor dari pasar saham terhadap kehadiran satelit T3S adalah dampaknya ke kinerja.

Hadirnya satelit Telkom 3S akan mendorong peningkatan efisiensi biaya di Telkom. Dengan demikian, diharapkan pendapatan dan laba operasional menjadi tumbuh karena adanya infrastruktur baru.

“Dalam jangka pendek, pasar menunggu kinerja Telkom untuk 2016. Ini akan bisa membuat saham Telkom keluar dari tekanan di awal Februari ini,” ulas Reza.

Berdasarkan data Bloomberg, saham Telkom sepanjang tahun sudah naik 16,23 persen. Pada pukul 14.39 WIB, saham Telkom berada di level 3.930, atau turun 20 poin (-0,51 persen) dari level penutupan pada perdagangan saham Jumat (3/2/2017) di 3.950

Kurangi Ketergantungan

Secara terpisah, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB M Ridwan Effendi mengatakan, satelit T3S sangat ditunggu kehadirannya untuk menyambungkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang didominasi pulau-pulau.

“Jaringan kabel serat optik atau microwave di daratan tidak bisa menjangkau seluruh wilayah negara ini. Berbeda dengan satelit yang bisa menjangkau seluruh NKRI plus sebagian besar wilayah tetangga,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Network, IT, & Solution Telkom, Abdus Somad Arief mengatakan, peluncuran satelit Telkom 3S menjadi momentum bagi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan sewa dari satelit asing.

Pasalnya, meski sudah memiliki dua satelit, Telkom masih memerlukan tambahan kapasitas. Telkom harus menyewa satelit milik asing. Peluncuran satelit ketiganya, yakni Telkom 3S, bertujuan untuk menambah kapasitas transponder.

Rencananya, satelit Telkom 3S  akan menempati slot orbit 118 derajat bujur timur. Posisinya kira-kira di atas Kota Makassar. Untuk  Indonesia, posisi ini boleh dikatakan di tengah-tengah tanah air.

Masa operasi dari satelit Telkom 3S diperkirakan 18 tahun  memiliki kapasitas 49 transponder, terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE).

Telkom mempercayakan pembuatan satelitnya ke  Thales Alenia Space (TAS) dan akan diluncurkan oleh ArianeSpace. Keduanya perusahaan asal Perancis.

Kompas TV BRI Luncurkan Satelit Senilai 3,37 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com