Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Penasaran dengan Kawasan Jagung Modern di Lamongan

Kompas.com - 06/02/2017, 21:00 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com – Keberhasilan kawasan modern jagung di Lamongan, Jawa Timur, dalam meningkatkan produktivitas rupanya mengundang penasaran jajaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sebelumnya, kawasan ini berhasil memanen jagung sebanyak 5,8 ton per hektar, kemudian menjadi 10 ton per hektar di lahan seluas 100 hektar,

Tim Kemendagri dipimpin Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Irda Nur Ismi. Tim ini mengunjungi Lamongan pada hari ini, Senin (6/2/2017), guna melihat dan mendengarkan paparan mengenai kawasan jagung modern yang berada di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan.

“Kedatangan tim ke sini, tak lain adalah untuk mengetahui program unggulan yang dimiliki Lamongan untuk bisa disosialisasikan dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Terutama, kawasan jagung modern yang sukses meningkatkan produktivitas secara signifikan,” tutur Irda.

Ia pun menjelaskan, Lamongan saat ini kembali masuk dalam nominasi penerimaan penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha. Di mana penghargaan ini, sudah dua kali diterima oleh Pemkab setempat.

“Jika menerima lagi untuk ketiga kali, Lamongan akan meraih penghargaan tertinggi bidang pemerintahan, berupa Parasamya Purnakarya Nugraha,” terang dia.

Baik Irda beserta rombongan, juga ingin mendengar pemaparan langsung dari Bupati Lamongan Fadeli, mengenai program inovatif gerakan 1821. Yakni, gerakan yang mendorong para orang tua untuk meluangkan waktu bagi putra-putrinya, dengan mematikan televisi maupun gadget dari rentang pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB.

“Selain kawasan jagung modern, kami juga ingin tahu banyak mengenai gerakan 1821 yang dicanangkan di sini. Karena kalau itu memang berhasil diterapkan dengan baik di sini, sudah pasti menjadi contoh bagus untuk daerah lain di Indonesia,” beber Irda.

Menanggapi hal tersebut, Fadeli lantas menerangkan kepada tim dari Kemendagri, jika di daerah yang dipimpinnya memang memiliki program unggulan di setiap kategori dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, serta kesejahteraan.

Untuk bidang kesejahteraan, ia kini memang tengah fokus dalam memperluas kawasan pertanian jagung modern yang sudah sukses menaikkan produktivitas jagung menjadi 10 ton per hektar. Dari kawasan yang sebelumnya 100 hektar, bakal diperluas menjadi 10.000 hektar yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Lamongan.

“Terus terang, kami semakin bersemangat untuk mensosialisasikan pertanian jagung modern kepada petani di luar kawasan percontohan. Karena dengan menerapkan pertanian modern, pendapatan dan kesejahteraan petani rupanya juga ikut meningkat,” kata Fadeli di hadapan rombongan tim dari Kemendagri.

Sebagai perbandingan, dengan penerapan pertanian konvensional, rata-rata produktivitas di tahun 2016 hanya mencapai 6 ton per hektar. Dari jumlah tersebut, petani memperoleh pendapatan kotor Rp 22 juta per hektar, dengan rasio keuntungan hanya Rp 10 juta per hektar.

“Sedangkan jika menerapkan pertanian modern yang sudah dibuktikan hasilnya di Desa Banyubang, petani bisa menaikkan produktivitas menjadi 10,6 ton per hektar. Dengan pendapatan kotor Rp 36 juta per hektar, dan membuat rasio keuntungan yang didapat sebesar Rp 23 juta per hektar,” jelas dia.

Sementara mengenai gerakan inovatif 1821, pihaknya juga tidak lelah selalu mengingatkan kepada jajarannya maupun para orang tua yang ada di Lamongan, untuk terus melaksanakan program tersebut dengan tujuan bagi kebaikan masa depan para buah hatinya.

Kompas TV Pemerintah Berkomitmen Tidak Impor Jagung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com