Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Timah Diprediksi Stagnan Tahun Ini

Kompas.com - 06/02/2017, 23:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk M Riza Pahlevi memperkirakan kebutuhan timah dunia pada tahun ini akan stagnan.

"Sekarang ini harga timah sekitar 20.000 dollar AS per ton. Saya kira masih akan sekitar segitu juga tahun ini. Yang pasti kebutuhan timah dunia akan tetap segitu saja. Produsen timah ya itu-itu saja," kata Riza di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Tahun ini, emiten dengan sandi TINS itu menargetkan produksi sebanyak 30.000 ton, atau sekitar setengah dari total produksi nasional. Sebanyak 95 persen produksi timah PT Timah akan diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar mancanegara.

"Paling banyak ekspor ke Asia, Eropa, dan sedikit ke Amerika Serikat," kata Riza. Guna mencapai target tersebut, Riza menuturkan perseroan akan mengeluarkan belanja modal sekitar Rp 2,3 triliun.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk memelihara dan meremajakan alat-alat produksi. Untuk membantu likuiditas, PT Timah menggandeng kerja sama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam hal pembiayaan supplier atau supplier financing.

Bank Mandiri akan menalangi untuk membayarkan terlebih dahulu kewajiban kepada supplier bijih timah. Besarnya dana talangan yang disiapkan sekitar Rp 300 miliar per bulan, atau Rp 3,6 triliun dalam setahun.

Sementara itu, Direktur Corporate Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Royke Tumilaar menuturkan, perbankan akan lebih tertarik menyalurkan kredit lebih besar ke sektor pertambangan apabila harga stabil.

"Harga tambang kan naik-turun. Kita maunya stabil. Caranya bagaimana? Hedging. Kalau mereka (produsen) mau hedging, kita minat," kata Royke.

Harga timah dalam setahun terakhir cukup fluktuatif namun dalam tren meningkat. Pada Februari 2016, harga timah di kisaran 15.000 dollar AS per ton. Pada bulan Agustus 2016, harga timah sudah berada di level 18.000 dollar AS per ton. Dan pada Februari tahun ini harga timah di level 19.855 dollar AS per ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com