Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Beli Mulai Jenuh, IHSG Rawan Koreksi

Kompas.com - 07/02/2017, 08:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini Selasa (7/2/2017) diperkirakan akan tertahan kejenuhan pasar terhadap aksi beli.

Analis dari Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan IHSG akan menguji resistance 5.400 dengan penguatan terbatas pada rentang pergerakan 5.335-5.440.

"Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya ASRI, INAF, KAEF, LPCK, SMRA, dan ADHI," tulis Lanjar melalui keterangan tertulis, Jakarta, Selasa.

Pada perdagangan Senin (6/2/2017) indeks ditutup di level 5.395,99 atau naik 35,25 poin (0,66 persen) dengan sektor keuangan perbankan mempimpin penguatan di level 1,02 persen. Menyusul sektor keuangan perbankan, ada indeks industri dasar dan konsumer yang mendorong kenaikan indeks.

Menurut Lanjar penguatan indeks tersebut dikarenakan rilis data produk domestik bruto yang sesuai dengan ekspektasi yakni 5,02 persen, naik dari 4,79 persen periode sebelumnya.

Dengan demikian, indeks tendensi bisnis pun masih di atas ekspektasi 106,35, yakni di 106,7 meksi lebih rendah dari periode sebelumnya 107,89.

"Investor asing pun melanjutkan pembelian dengan aksi beli bersih sebesar Rp 474,3 miliar," kata Lanjar.

Bursa Asia dan Eropa

Bursa Asia mengawali pekan dengan penguatan seiring melonjaknya harga saham bank dan asuransi di China, di tengah spekulasi dana pensiun yang akan memasuki pasar saham.

Melonjaknya laba kuartalan Mitsubishi juga mampu mendorong penguatan indeks di Jepang. Bursa Eropa dibuka fluktuatif positif dipicu oleh saham perbankkan dan produsen bahan baku yang menguat.

Harga minyak yang naik 0,2 persen mendekati level tertinggi sejak Juli 2015 menjadi salah satu faktor penguatan bursa Eropa. "Sentimen selanjutnya seperti kinerja sektor jasa di China, kebijakan moneter di Australia, indeks kepercayaan dan neraca pembayaran di Jepang, serta neraca perdagangan di Amerika Serikat akan menjadi fokus investor," tutup Lanjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com