NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah kembali naik pada perdagangan Rabu (8/2/2017) atau Kamis (9/2/2017) dini hari waktu Indonesia, karena ternyata kenaikan pasokan minyak Amerika Serikat tak cukup mengejutkan pasar.
Energy Information Administration (EIA), lembaga informasi energi AS, melaporkan pada pekan lalu stok minyak mentah AS naik 13,8 juta barel, sedangkan stok bensin turun.
Tetapi, kenaikan ini tidak mengejutkan pasar, karena American Petroleum Institute (API) memperkirakan kenaikan lebih tinggi dalam data yang rilis Selasa.
"Banyak sisi negatif pada harga. Kita akan melihat dalam waktu dekat, spekulan akan menyerah. Jika kita bisa melewati harga terendah Januari, itu akan memaksa spekulan untuk menghemat posisi mereka," kata senior investasi strategis, US Bank Wealth Management, Rob Haworth, dikutip dari CNBC, Kamis.
Patokan minyak West Texas Intermediate (WTI) pada penutupan perdagangan Rabu naik 17 sen ke level 52,34 dollar AS per barel.
Sementara, patokan minyak Brent berjangka naik 8 sen ke level 55,13 dollar AS per barel.
Selasa kemarin (waktu setempat), harga bensin berjangka naik 4,2 sen ke level tertinggi setelah data EIA menunjukkan penurunan mengejutkan dalam persediaan minggu lalu.
Penurunan tersebut terjadi setelah lima minggu berturut-turut pasokannya meningkat.
Meski begitu, analis mengatakan pasar bensin tetap kelebihan pasokan. Di sisi lain, produksi mingguan minyak AS juga terlihat mengalami peningkatan.
Analis mengatakan, tingginya pasokan minyak AS bisa menyeimbangkan harga akibat pemotongan yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara produsen lainnya.
Menurut Menteri Energi Qatar Mohammed al-Sada, peningkatan produksi minyak AS tak membuat mereka khawatir. "Permintaan minyak, tetap sehat," kata al-Sada.